Pemda dan Warga Intan Jaya Sepakat Jaga Daerahnya Aman
ADVERTISEMENT
Kesepakatan bersama dengan masyarakat dilakukan saat rapat bersama TNI Polri, pemda dan perwakilan masyarakat di Kantor Bupati Intan Jaya, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
Natalis mengaku prihatin dengan adanya konflik bersenjata di daerahnya.
"Konflik ini memberikan dampak yang luar biasa karena PNS dan warga pendatang mulai takut melakukan aktivitas di Intan Jaya dan aksi kekerasan dan penembakan jelas berpengaruh pada perekonomian di Kabupaten Intan Jaya," katanya dalam rapat bersama.
Menurut Natalis, kejadian pembacokan dan penganiayaan juga menyebabkan aktivitas ojek terhenti dan masyarakat tak bisa lagi terjangkau, mulai dari Titigi, Homeyo hingga Wandai.
"Tukang ojek tak lagi beroperasi, sehingga masyarakat kesulitan transportasi. Penembakan juga membuat takut para guru, dokter dan kontraktor, sejak Desember 2019 sampai dengan hari ini saudah tak melakukan aktivitasnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Natalis mengajak masyarakat di Intan Jaya kembali menciptakan suasana kondusif dan bersama memajukan kabupaten tersebut.
"Tokoh masyarakat, agama, termasuk teman-teman kita yang berseberangan (KKB Papua), silahkan sampaikan kritik atau masukan, agar didapat solusi bersama," ujarnya.
15 Kasus Kekerasan
Kapolres Intan Jaya, AKBP I Wayan G. Antara menyebutkan Intan Jaya terdiri dari 8 distrik dan baru terdapat 2 polsek dari 8 distrik itu yakni Polsek Homeyo dan Polsek Sugapa.
Catatan kepolisian setempat menyebutkan terjadi 15 kasus berat di Kabupaten Intan Jaya dan kasus terakhir terjadi pada Pendeta Yeremia Zanambani.
"Kami harap kepada saudara kita yang berseberangan untuk menghentikan kekerasan ini. Jika memang mau mengajak perang antara TNI Polri, kita perang di hutan yang jauh dari masyarakat sehingga tidak ada masyarakat yang menjadi korban," katanya.
ADVERTISEMENT