Massa berkumpul di Kota Timika.jpeg

Penjelasan Polisi soal Demo 5.000 Orang di Mimika

21 Agustus 2019 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aksi rasisme di Kota Timika (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi rasisme di Kota Timika (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Kepolisian Resor Mimika mengurutkan kronologi aksi anarkis di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, yang pecah siang di kantor DPRD Mimika.
ADVERTISEMENT
Massa mulai berkumpul di Bundaran Timika Indah mulai pukul 09.00 WIT direncanakan akan melakukan aksi unjuk rasa dengan seruan yang sebelumnya sudah disebarkan melalui media sosial dan selebaran kepada warga di Kota Timika.
Kepala Polres Mimika, AKBP Agung Marlianto, menyebutkan awalnya massa berkumpul sekitar 50-an demonstran, kemudian bertambah jumlahnya hingga sekitar 200 demonstran. Agung mengatakan, massa meminta pengawalan dari Bundaran Timika Indah menuju ke kantor DPRD setempat.
Massa berkumpul di Bundaran Timika Indah, Kota Timika (Dok: Norman)
“Dalam proses perjalanan ke Kantor DPRD Mimika, massa terus bertambah dan berkumpul sekitar 4.000 sampai 5.000 orang di depan kantor DPRD,” ujar Agung, Rabu (21/8).
Awalnya, aspirasi massa masih sekitar masalah rasisme yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah; Malang, dan Surabaya, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Massa lalu berubah ke arah yang kami khawatirkan dan diduga massa ditunggangi pihak tertentu dengan tuntutan Papua merdeka. Nah, ini kan tidak bisa dibenarkan. Kami meminta massa untuk kembali ke jalur tujuan aksi ini,” jelasnya.
Pengamanan polisi sekitar DPRD Mimika (BumiPapua.com/Katharina)
Tiba-tiba, ada yang memicu massa dan melakukan pelemparan dari pos pintu keluar ke Kantor DPRD Mimika. Aksi pertama berhasil diredam polisi, lalu massa kembali melakukan orasi. Kemudian, massa kembali melempari pos jaga di kantor DPRD yang berdekatan dengan pintu masuk.
“Massa aksi makin anarkis dan tetap tak bisa dibenarkan. Tidak ada aturan dalam ketentuan mana pun menyampaikan aksi unjuk rasa dengan merusak aset-aset di sekitarnya, baik itu pemerintah maupun aset-aset lainnya. Oleh karenanya dengan sangat terpaksa kita bubarkan dan tak ada kerumunan massa sampai malam ini,” ujar Agung.
ADVERTISEMENT
Untuk antisipasi massa tak melakukan aksi lanjutan, polisi melakukan pendekatan dialogis ke sejumlah kantong massa. “Kami akan melakukan patroli setiap waktu hingga suasana pulih,” tutup Agung. (Katahrina)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten