Percepat Tujuan Pembangunan di Papua, Pemerintah Sasar Milenial

Konten Media Partner
7 Agustus 2019 22:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers usai kegiatan Forum Komunikasi Daerah (FKD) yang bertemakan kemitraan multi pihak dalam mewujudkan tujuan pembangunan bekelanjutan di Papua. (Foto Pratiwi)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers usai kegiatan Forum Komunikasi Daerah (FKD) yang bertemakan kemitraan multi pihak dalam mewujudkan tujuan pembangunan bekelanjutan di Papua. (Foto Pratiwi)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian PPN Bappenas, Velix Vernando Wanggai mengatakan, untuk mempercepat target tujuan pembangunan berkelanjutan di Papua, perlu menyasar kaum muda. Alasannya, saat ini para milenial memiliki ide dan gagasan yang belum tentu ada dipikiran pemerintah.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kata Velix, melalui dunia digital dan pasti lebih kreatif, yakni mendorong agenda bersama dalam pengembangan pariwisata, mungkin dari sisi pemerintah, bagaimana pariwisata yang tetap berbasis lokal. Sehingga tentunya agenda itu tak bisa jalan sendiri harus mengandeng anak muda yang lebih paham aspek digital dan miliki semangat jiwa traveling.
"Melalui kaum muda ini yang bertugas meyiarkan dan mengabarkan situasi destinasi yang ada,” kata Velix dalam konferensi pers usai kegiatan Forum Komunikasi Daerah (FKD) yang bertemakan kemitraan multi pihak dalam mewujudkan tujuan pembangunan bekelanjutan di Papua, Kota Jayapura, Rabu (7/8).
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Binny Buchori menilai keinginan merangkul generasi muda, yakni karena para kaum milenial ini melihat dunia dengan perspektif berbeda. Dalam artian, generasi milenial lebih tahu apa yang dibutuhkan mereka ketimbang pemerintah sebagai penentu kebijakan.
ADVERTISEMENT
“Sebab apa yang belum terpikirkan oleh kami di pemerintahan, itu sudah ada dibenak kaum milenial itu. Makanya, saya setuju dengan anggapan bahwa anak muda Papua lah yang lebih tahu dan bisa menentukan mau kemana provinsi ini kedepan. Apalagi saat ini kan sudah banyak anak Papua pintar dan berprestasi di luar negeri, hanya saja kita yang belum banyak tahu,” ungkap Binny.
Senada juga disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo, Wiryanta mengatakan, generasi milenial saat ini sangat lekat dengan dunia digital. Sehingga pemerintah ingin memanfaatkan momentum itu dengan menggali ide maupun gagasan mereka melalui gadget yang dimiliki.
“Makanya, saya yakin anak-anak Papua pasti akan bisa menjadi “Ahmad Zaki” baru. Artinya, teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan oleh anak muda Papua, supaya bisa menghasilkan sesuatu bagi diri sendiri, daerah dan negaranya,” jelas Wirayanta.
ADVERTISEMENT
Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Politik dan Pemerintahan, Simeon Itlay mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua berharap melalui forum komunikasi daerah menjadi wadah diskusi antara pejabat pemerintahan dengan para multi pihak dalam organisasi masyarakat.
“Guna bertukar pikiran memperkaya pemahaman, menstimulasi, kerja kolaborasi dan memberikan masukan, dalam mengimplementasi kerja kolaborasi dan percepatan target tujuan pembangunan. Tentunya melalui juga diskusi bersama kaum milenial, menginspirasi anak muda untuk berkolaborasi dalam percepatan tujuan pembangunan berkelanjutan di Papua,” jelas Simeon.
Bappenas Lakukan Dua Agenda Buat Kabupaten Nduga
Sedangkan mengatasi persoalan di Kabupaten Nduga, kata Velix, pihaknya telah merumuskan dua agenda besar terkait strategi atau langkah-langkah rehabilitasi, pemulihan dan rekontruksi di Kabupaten Nduga, terutama bagi masyarakat Nduga yang mengungsi.
ADVERTISEMENT
Agenda pertama, kata Velix, yakni saat ini sedang merumuskan bagaimana langkah-langkah pemulihan sosial, membangun psikologi, mempekuat peran tokoh-tokh agama dan adat untuk penyelesaian masalah sosial ini dan kemudian ada aspek keamanannya. Lalu agenda kedua, yakni bagaimana pemerintah pusat dan daerah merumuskan strategi percepatan pembangunan Nduga.
“Kami dengar persoalan ketertinggalan di Nduga. Sebab dari 29 kabupaten/kota di Papua, Kabupaten Nduga daerah paling tertinggal, IPM-nya 29. Jadi kami anggap bangun Nduga adalah menyelesaikan masalah di Nduga,” jelas Velix.
Selain itu, kata Velix, Kabupaten Nduga merupakan simbol percepatan pembangunan di Papua,yang merupakan ukuran percepatan pembangunan di Papua. Sehingga pihaknya sedang identifikasi bagaimana strategi komperhensif pembangunan Nduga,
“Saat ini kami, sedang petakan dari 32 distrik di Nduga. Kemudian ada sekitar 12 distrik yang sekarang sedang bermasalah. Strategi pertama kami berharap enam bulan ke depan ada langkah-langkah percepatan pemulihan sosialnya. Itu ada aspek dari Bappenas, BNPD karena ini kami anggap dalam konteks kebencanaan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, strategi percepatan pembangunan berikutmua, kata Velix, pihaknya petakan dalam lima tahun ke depan sesuai dengan arah besar pembangunan nasional hingga 2024. (Qadri Pratiwi)