Prajurit Pengamanan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Nduga Tiba

Konten Media Partner
7 Maret 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menerima 600 prajurit yang akan mengamankan pembangunan di Nduga. (Dok: Kodam Cenderawasih)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menerima 600 prajurit yang akan mengamankan pembangunan di Nduga. (Dok: Kodam Cenderawasih)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Ratusan pasukan TNI yang ditugaskan dalam pengamanan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Nduga tiba di Papua.
ADVERTISEMENT
Ratusan prajurit berasal dari Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada Yudha. Upacara penerimaan dilakukan di Kodam XVII/Cenderawasih oleh Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring pada Kamis (7/3).
“Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Nduga sempat terhenti, akibat insiden pembantaian kepada puluhan karyawan PT. Istaka Karya yang melaksanakan pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Nduga pada awal Desember tahun lalu,” kata Yosua.
Yosua menyebutkan ratusan prajurit yang dikirim ke Papua adalah prajurit pilihan yang bertugas melindungi rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Jangan sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat dimanapun anda ditugaskan. Sektor penugasan kalian adalah daerah dengan kategori rawan,” ujarnya.
Pangdam juga mengingatkan kepada para prajurit bahwa daerah penugasannya masih terdapat kelompok separatis bersenjata yang masih aktif melakukan teror, pembunuhan dan aksi kriminal lainnya, baik terhadap aparatur negara maupun warga setempat.
ADVERTISEMENT
“Kelompok separatis ini aktif mengganggu program strategis nasional seperti pengerjaan proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga. Tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam setiap kegiatan," kata Yosua.
Pangdam Cenderawasih juga mengingatkan kepada para perwira dan unsur Komandan bawahan agar menjunjung kepemimpinan lapangan yang tegas dan terarah selama memimpin anggota. "Jangan malas, karena malas bisa membuat kita tidak tau. Malas juga membuat bodoh dan berakibat pada kehancuran,” ucapnya.
Pengamanan Jembatan Pararel
Jembatan Kali Kill, Kabupaten Yalimo. (BumiPapua.com/Katharina)
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVII Papua, Osman Marbun mengatakan 600 prajurit TNI AD akan membantu dalam pelaksanaan tugas pengamanan pembangunan infrastruktur jembatan Trans Papua.
Pengiriman 600 prajurit TNI sesuai dengan kesepakatan dan MoU antara Kementrian PUPR dan Mabes TNI. Ratusan prajurit dibawa dari Surabaya pada akhir Februari lalu dan singgah di Makassar. Akan ada dua jalur menuju ke Nduga yakni lewat Timika dan lewat Wamena.
ADVERTISEMENT
“Sebanyak 600-an prajurit akan bekerja pada dua tempat yakni di Mbua sebanyak 250 prajurit dan 350 prajurit lainya diberangkatkan dari Timika ke Kenyam. Prajurit ini akan bertugas untuk pengamanan pembangunan jembatan Trans Papua,” tuturnya.
Kata Marbun, sesuai dengan rencana awal dari pemerintah, pekerjaan jembatan Trans Papua akan dilanjutkan oleh PT Istaka Karya dibantu Zipur untuk penanganan fisiknya.
“Pengerjaan akan dijaga oleh satuan pengamanan sebanyak 450 prajurit. Dalam prakteknya, satu orang pekerja dijaga oleh 2 orang prajurit. Sedangan tenaga ahlinya tetap dari PT. Istaka Karya dan PT Brantas,” jelasnya.
Marbun berharap pekerjaan jembatan di jalan Trans Papua dapat diselesaikan hingga akhir 2019. Dari 14 jembatan yang sudah ditangani PT Istaka Karya, ada 8 jembatan dalam pengerjaan yang belum selesai.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari 21 jembatan yang ditangani oleh PT Brantas, ada 5 jembatan yang sudah selesai, sehingga ada 16 jembatan lagi yang harus ditangani.
“Pengerjaan jembatan dibuat pararel. Lokasi jembatan yang dikerjakan sepanjang 276 km, mulai dari Habema hingga ke Mumugu, sehingga pekerjaannya cukup panjang dan berada di hutan dan perlu pengamanan,” ujarnya. (Katharina)