PT Pos Distribusikan 30 Ton Barang Campur Bagi Korban Banjir Sentani

Konten Media Partner
29 Maret 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktifitas pelayanan di Kantor PT Pos Indonesia Cabang Jayapura di Kota Jayapura. (Foto Imelda)
zoom-in-whitePerbesar
Aktifitas pelayanan di Kantor PT Pos Indonesia Cabang Jayapura di Kota Jayapura. (Foto Imelda)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - PT Pos Indonesia Cabang Jayapura mengklaim telah bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari pusat untuk mendistribusikan bantuan bagi korban banjir Sentani.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah mendistribusikan bantuan bagi korban banjir Sentani sebanyak 30 ton barang campuran. Barang yang dikirim berupa barang campuran, diantaranya seperti perlengkapan tidur (tikar) dan lainnya," kata Kepala PT Pos Indonesia Cabang Jayapura, Alex Nitalessy di Kota Jayapura, Jumat (29/3).
Sedangkan untuk aktifitas pengiriman barang, Alex mengakui sempat mengalami kendala selama beberapa hari karena arus lalu lintas tak bisa dilalui akibat longsor dan juga akibat jembatan putus. Namun saat sudah teratasi dan kembali berjalan lancar.
"Jadi untuk wilayah Sarmi, Genyem, Depapre, Demta, dan Lereh sempat dua hari kemarin kami mengalami kendala dalam pendistribusian barang ke pelanggang. Sebab kondisi jalan yang tidak bisa dilalui,” jelas Alex.
Alex menambahkan, atas keterlambatan dalam pendistribusian barang ke Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi dan beberapa wilayah lainnya sudah diinformasikan melalui kantor cabang terdekat.
ADVERTISEMENT
"Hanya saja untuk diinformasikan kepada masyarakat lewat media kami belum sempat lakukan. Namun berharap masyarakat dapat memahami hal tersebut," ungkapnya.
Selain itu, pasca bencana banjir Sentani di Kabupaten Jayapura pekan lalu, kata Alex, pihak PT Pos Indonesia Cabang Jayapura hingga kini belum membuka layanan pengiriman gratis bagi korban banjir Sentani.
Menurut Alex, alasan belum dibuka layanan pengiriman barang secara gratis bagi korban banjir Sentani, karena belum ada instruksi dari pusat. “Kami belum tahu kapan dibuka,” katanya. (Imelda)