Ratusan Turis dari Eropa Membatalkan Kunjungan ke Papua

Konten Media Partner
18 September 2019 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu tarian penyambutan dari Papua. (BumiPapua.com/Lazore)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu tarian penyambutan dari Papua. (BumiPapua.com/Lazore)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Papua mengklaim 150-an turis mancanegara membatalkan perjalanannya ke Papua pada Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Ketua Asita Provinsi Papua, Iwanta Perangin-angin menyebutkan alasan pembatalan ini dikarenakan situasi keamanan di Papua, pasca aksi unjuk rasa anarkis yang ada di Kota Jayapura dan beberapa daerah lainnya di Papua Barat.
"Kami ingin Pemprov Papua memulihkan situasi ini seperti semula, sehingga ada kepercayaan lagi dari wisatawan untuk melakukan perjalanan ke Papua," ujarnya, Rabu (18/9).
Lanjut Iwanta, akibat aksi anarksi di Kota Jayapura, berdampak pada pariwisata dan kunjungan wisatawan ke Papua. Iwanta menyebutkan,ratusan turis asing membatalkan pemesanan perjalanannya, baik melalui peorangan mapun secara grup, termasuk pembatalan 500-an wisatawan mancanegara yang berlayar dengan kapal pesiarVandam dari Perusahaan Amerika Holand yang harusnya tiba di Pelabuhan Jayapura pada 12 September lalu.
"Kebanyakan wisatawan yang membatalkan penerbangan dari Benua Eropa dan kami rugi besar dampak pembatalan ini," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, komunikasi dengan piha turis dari beberapa negara terus dilakukan, dan para turis selalu menayakan kondisi terkini Papua seperti apa? Apakah sudah kondusif atau seperti apa?
"Biasanya kondisi seperti ini akan berlangsung selama lima bulan bagi dunia pariwisata," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelni Cabang Jayapura, Harianto Sembiring menyebutkan dampak dari kerusuhan di Kota Jayapura, tidak berpengaruh pada jumlah penumpang kapal yang keluar maupun masuk dari Pelabuhan Jayapura. Saat ini, jumlah penumpang naik ataupun turun setiap kapal Pelni bersandar berkisar 700-800 orang, sama dengan jumlah sebelumnya.
Pasca rusuh di Kota Jayapura pada 29 Agustus hingga 18 September, terdapat 8 kapal penumpang yang masuk Pelabuhan Jayapura yakni Labobar, Dorolonda, Sinabung, Gunung Dempo dan Dobonsolo.
ADVERTISEMENT
Lain halnya dengan situasi penumpang dengan transportasi pesawat udara. Sales Manager Garuda Indonesia di Jayapura, Radhitia Prastanika menyebutkan dalam satu minggu terakhir, pasca rusuh terjadi.
Kata Radhitia, kenaikan penumpang dipicu pasca unjuk rasa anarkis dan banyak penumpang rata-rata menungsi ke Jakarta dan Makassar. Namun saat ini kondisi penumpang sudah kembali normal dan kebanyakan penumpang melakukan perjalanan dinas dan bisnis. (Pratiwi)