Resep Leluhur Presto Ikan Mujair Danau Sentani Papua

Konten Media Partner
11 Oktober 2020 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Mujair presto resep leluhur dari Danau Sentani, Papua. (Dok Hari Suroto)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Mujair presto resep leluhur dari Danau Sentani, Papua. (Dok Hari Suroto)

Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Warga yang tinggal di Kampung Abar, pesisir Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua memiliki resep turun temurun dalam mengolah menu ikan Mujair duri lunak atau dalam istilah kekinian dikenal dengan masakan ikan presto.

ADVERTISEMENT
Resep turun temurun yang diwariskan dari leluhur sangat sederhana, hanya dengan garam dan batang daun bete, sejenis keladi dari tanaman umbi-umbian.
ADVERTISEMENT
“Hal yang khusus dalam masak ikan Mujair duri lunak adalah menggunakan wadah gerabah dari tanah liat yang juga dihasilkan dari tangan-tangan masyarakat di Kampung Abar Sentani,” kata Mama Barbalina Ebalkoi atau biasa disapa Mama Barbie, ditemui BumiPapua, Sabtu (10/10).
Mama Barbie memberi resep jitu cara masak ikan Mujair ala Kampung Abar Sentani yaitu setelah ikan Mujair dibersihkan, disiapkan gerabah, lalu gerabah ditaburi garam, setelah itu ikan Mujair ditaruh dalam gerabah bersama sayur batang daun bete atau batang daun sejenis keladi dan diberi air.
“Untuk mendapatkan ikan Mujair duri lunak dengan resep leluhur, dimasak di dalam wadah gerabah dari tanah liat selama 2 jam hingga bumbu meresap dan duri ikan menjadi lunak. Setelah matang, lalu disantap dengan papeda,” kata Mama Barbie.
ADVERTISEMENT
Mama Barbie menyebutkan batang daun bete menjadikan masakan berkalori rendah dan kandungan serat yang tinggi. Batang daun bete berfungsi sebagai pelengkap bergizi untuk diet.
Jika tak tersedia daun bete, bisa juga diganti dengan daun gedi. Selain enak dikonsumsi sebagai sayur, daun gedi mengandung polifenol yang terbukti dapat menurunkan kolesterol.
“Ini juga bentuk kearifan lokal masyarakat Abar dalam memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya. Seperti diketahui ikan mujair berlemak tinggi, jadi untuk menyeimbangkannya digunakan batang daun bete atau daun gedi,” jelasnya.
Ikan Acub Zainal
Menu papeda dan ikan Mujair kuah kuning. (Dok Hari Suroto)
Secara tradisional ikan yang dimasak dengan gerabah adalah ikan gabus asli Danau Sentani.
Sedangkan menu ikan Mujair di Danau Sentani mulai dikenal sejak tahun 1973, saat Gubernur Irian Jaya dijabat oleh Acub Zaenal.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Gubernur Acub menyebarkan bibit ikan Mujair yang didatangkan dari Sukabumi untuk masyarakat Sentani.
“Masyarakat setempat menyebut ikan Mujair yang ditangkap dan konsumsi dengan sebutan ikan Mujair Acub,” Mama Barbie mengenang zaman itu.
Ikan Mujair termasuk ikan yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembangbiak. Sehingga sejak 1973, mampu menggeser ikan gabus Danau Sentani sebagai menu ikan berkuah kuning dalam sajian makan papeda.
Sejak saat itulah Danau Sentani dikuasai oleh ikan Mujair yang banyak dipelihara oleh warga setempat dengan cara membuat tambak di sekitar rumah warga.
Hingga kini, daerah Sentani dikenal dengan masakan khas berbahan dasar ikan Mujair. Bahkan hampir sebagian besar rumah makan di Sentanti menyajikan menu ikan Mujair sebagai menu andalannya.
ADVERTISEMENT
Gerabah Peninggalan Prasejarah
Mama Barbie sedang membuat papeda di dalam gerabah dari Kampung Abar. (Dok Hari Suroto)
Peneliti di Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan budaya masak dengan gerabah di Danau Sentani sudah ada sejak 2590 tahun yang lalu.
“Hal ini berdasarkan pertanggalan pada sampel arang yang ditemukan bersama artefak gerabah di Situs Yomokho, Khalkote, Distrik Sentani Timur,” ujarnya.
Kata Hari, masakan menu mujair dalam gerabah tergolong makanan sehat dan organik.
“Ini dikarenakan segala bumbu campuran dalam masakan itu berasal dari alam setempat, termasuk dalam pembuatan gerabah di Kampung Abar juga menggunakan tanah liat di sekitar pemukiman warga,” ujarnya.
Hari menyebutkan hingga kini, masyarakat di pesisir Danau Sentani masih menggunakan air danau sebagai air bersih, baik untuk air minum atau untuk memasak makanan. Sedangkan untuk MCK menggunakan air tepi danau di sekitar rumah panggung warga.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat biasa mendayung ke danau bagian paling tengah, kemudian timba air di daerah itu untuk dibawa pulang sebagai air bersih. Termasuk untuk memasak ikan Mujair duri lunak ini, menggunakan air danau yang kami ambil sebagai air bersih,” Mama Barbie menambahkan.