Sebagian Keluarga Korban Banjir Sentani Tolak Penguburan Massal

Konten Media Partner
20 Maret 2019 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Janazah korban banjir bandang Sentani yang akan diidentifikasi di Rumah Sakit Bayangkara. (BumiPapua.com/ Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Janazah korban banjir bandang Sentani yang akan diidentifikasi di Rumah Sakit Bayangkara. (BumiPapua.com/ Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM – Sebagian besar keluarga korban banjir bandang yang melanda Sentani dan sekitarnya di Kabupaten Jayapura tak sepakat dengan rencana penguburan massal terhadap jenazah para korban.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh lima perwakilan keluarga korban yang sudah teridentifikasi petugas Disaster Victim Investigation (DVI) Rumah Sakit Banyangkara pada Rabu (20/3). Adapun, identitas kelima korban tersebut adalah Maria Hanna Yom (24), Ardiansyah (7), Oktovina Andantu (49), Bendina Tabuni (55), dan Jimmy Hendrik Ondy (45).
Menurut Kepala Rumah Sakit Bhayangkara, AKBP dr. Heri Budiono, pihaknya memaklumi dan memahami keberatan keluarga korban.
“Apalagi memang jenazah juga memiliki banyak kepentingan seperti santunan, asuransi dan hak waris. Sehingga tak bisa serta merta dikuburkan massal. Keluarga tak setuju dikubur massal, maka kami tunda dan akan dilaporkan lagi ke pemerintah daerah," katanya, Rabu (20/3).
Lima keluarga korban yang jenazah keluarganya sudah ditemukan. (BumiPapua.com/Katharina)
Untuk itu, kata Heri, pihaknya saat ini akan berupaya semaksimal mungkin mengidentifikasi para korban. Sebab, salah satu alasan rumah sakit melakukan identifikasi jenazah adalah untuk mendapatkan kepentingan jenazah, misalnya santunan, hak waris, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Apalagi tak seluruh keluarga setuju dengan usulan penguburan massal,” katanya.
Menurut Heri, jika data primer dan sekunder yang biasa diambil dari sidik jari, gigi dan tanda lain dalam tubuh seseorang, maka hal terakhir yang dilakukan adalah tes dengan menggunakan DNA.
“Tes DNA agak lama dan sampai saat ini kami upayakan terus melakukan identifikasi, terlebih saat ini masih status tanggap darurat,” katanya.
Heri juga mengatakan, saat ini, 39 jenazah yang berada di Rumah Sakit Bhayangkara masih ditaruh di freezer, setelah dibersihkan terlebih dulu.
“Jadi untuk jenazah yang ada di sini, sudah kami bersihkan dan disimpan di freezer. Sehingga aman dan tak akan mengganggu lingkungan sekitar," ujarnya.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi A. M. Kamal, mengatakan bahwa hingga Rabu siang (20/3), jumlah korban meninggal yang ditemukan ada 99 orang dan sudah diidentifikasi 39 jenazah.
ADVERTISEMENT
“Keluarga korban yang melaporkan kehilangan saudaranya ke Rumah Sakit Bhayangkara ada 131 orang dan ke Posko Induk ada 95 orang. Salah satu yang memudahkan identifikasi jenazah, yakni sudah pernah melakukan perekaman e-KTP atau membuat SIM,” kata Kamal. (Liza/Katharina)