Sejumlah Rumah Kontrakan di Sentani Digeledah Densus 88 Mabes Polri

Konten Media Partner
7 Desember 2019 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggeledahan pada sebuah ruko di Doyo Sentani. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Penggeledahan pada sebuah ruko di Doyo Sentani. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Sentani, BUMIPAPUA.COM – Sejak ditangkapnya terduga teroris di Jalur 9 Perumahan Grand Doyo Sentani, Kabupaten Jayapura pada Kamis (5/12), Densus 88 Mabes Polri terus melakukan penggeledahan ke sejumlah tempat.
ADVERTISEMENT
Sejak Jumat (6/12) kemarin, Densus 88 menggeledah sebuah rumah di Kompleks Kehiran Residence dengan melibatkan K9, labfor, Inafis dan Gegana Polda Papua.
Ketua RT Kampung Kehiran, Timothius Yoangka mengatakan pemilik kontrakan adalah warga baru yang baru tinggal 3 bulan lalu, tepatnya September 2019.
“Rumah kontrakan itu dihuni oleh 7 orang, terdiri dari 2 orang dewasa dan 5 orang anak-anak. Suami istri yang tinggal dengan 2 anak perempuan dan 3 anak laki laki. Anak-anaknya tidak sekolah,” kata Timothius.
Menurut keterangan warga setempat, penghuni rumah kontrakan tak bersosialisasi dengan warga dan jarang keluar rumah. Warga juga mengaku tak mengetahui nama penghuni rumah.
Hari ini, Sabtu (7/12), penggeledahan kembali dilakukan pada sebuah rumah di sekitar Pos 7 Sentani, Kabupaten Jayapura.
ADVERTISEMENT
Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon mengatakan pihaknya hanya membantu pengamanan dalam kegiatan sejumlah lokasi yang diamankan oleh tim gegana dan Densus 88 Mabes Polri.
“Barang bukti ada yang diamankan secara rincinya merupakan kewenanagan dari yang melaksanakan penggeledahan,” ujarnya, Sabtu (7/12).
Dirinya menyebutkan sebagai satuan wilayah yang mempunyai tugas pengamanan, pihaknya terus memelihara kamtibmas.
“Kami tetap melakukan pemeliharaan keamanan untuk masyarakat, jangan sampai warga di Sentani menjadi cemas dan takut,” jelasnya.
Mackbon menyebutkan apapun yang dilakukan oleh kelompok – kelompok ini (teroris) tujuannya untuk menciptakan ketakutan, terlebih jelang natal. “Masyarakat harus lebih percaya diri untuk mengamankan lingkungannya,” ujarnya.