Seruan Tokoh Adat Papua Jelang HUT OPM

Konten Media Partner
30 November 2021 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay, George Awi.
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay, George Awi.
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Sejumlah tokoh adat di Papua minta masyarakat tak terpengaruh dengan isu provokatif jelang HUT OPM yang biasa diperingati pada 1 Desember.
ADVERTISEMENT
Salah satu seruan datang dari Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay, George Awi yang minta masyarakat setempat tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya.
"Masyarakat jangan takut, jangan terprovokasi dengan isu naiknya bendera (Bintang Kejora) atau lainnya. Silahkan teta menjalankan aktivitas seperti biasa, sebab 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS," jelas Awi di Kota Jayapura, Selasa (30/11).
Awi menjelaskan isu yang dibuat kelompok atau oknum tertentu jelang 1 Desember sengaja dilakukan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
Seruan lain datang dari Herman Yoku yang merupakan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dari unsur adat. Ia menjelaskan 1 Desember yang biasa diperingati sebagai hari kemerdekaan Papua adalah keliru.
ADVERTISEMENT
"Saya ini saksi sejarah dan jika dikatakan 1 Desember diklaim sebagai HUT Kemerdekaan Papua Barat adalah kekeliruan dan juga penipuan sejarah yang terus dipelihara hingga saat ini," kata Herman Yoku.
Ia meminta semua pihak paham soal sejarah dan tidak setengah-setengah untuk memaknainya, sehingga tidak salah dalam memahami sejarah Papua.
Seruan 1 Desember dari sejumlah tokoh adat di Keerom, Papua. (Dok istimewa)
Menurut dia, tahun 1963 Integrasi Irian (Papua) ke NKRI saat masa peralihan. Saat itu, penjajah Belanda tidak ingin angkat kaki dari Irian Jaya atau Papua. Sehingga berbagai cara digunakan untuk menganggu kedaulatan NKRI dengan menciptakan Bendera Bintang Kejora yang diambil dari Bendera klub sepak bola Nafri dan dijadikan sebagai bendera bangsa West Papua.
"Inilah yang tidak diketahui banyak generasi muda di Papua," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jelang 1 Desember, Herman Yoku mengeluarkan 5 poin pernyataan sikap: