Setiap Hari Baku Tembak Terjadi dalam Penyelamatan Pekerja di Nduga

Konten Media Partner
14 Desember 2018 12:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Setiap Hari Baku Tembak Terjadi dalam Penyelamatan Pekerja di Nduga
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Danrem 172/ PWY Kolonel. Inf Binsar Sianipar. (BumiPapua.com/Stefanus)
Wamena, BUMIPAPUA.COM – Kontak senjata antara aparat gabungan TNI/Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya terus terjadi hingga kini.
ADVERTISEMENT
Danrem 172/PWY, Kolonel Inf. Binsar Sianipar, menuturkan bahwa setiap hari kontak tembak terjadi dalam upaya pencarian dan evakuasi korban pekerja ataupun penyelamatan warga setempat yang dilakukan di sekitar Distrik Mbua, Pucak Kabo, Yal, dan Yigi.
“Pada umumnya kontak tembak terjadi pada malam hari yang dipicu oleh KKB ke arah pos keamanan terutama di Puncak Kabo dan Pos Yigi,” jelas Binsar, Jumat (14/12).
Binsar menyebutkan, kontak tembak ini juga yang menyebabkan masyarakat masih ketakutan untuk kembali ke rumah dan bersembunyi di hutan. “Bahkan ada laporan yang saya terima, warga Mbua yang sudah kembali ke rumah, mulai berkemas lagi untuk lari ke hutan, sebab setiap hari mendengar suara tembakan,” kata Binsar.
ADVERTISEMENT
Binsar mengklaim bahwa hingga kini belum ada anggota KKB yang ditangkap. Namun, dari komunikasi yang didapatkan, ada tiga anggota KKB yang menjadi korban dan belum bisa dipastikan. Sementara itu, dari pihak aparat keamanan sudah ada tiga orang korban selama kontak tembak ini,” ucapnya.
Diinformasikan juga bahwa tidak ada masyarakat sipil yang menjadi korban dalam baku tembak ini. Perihal berkembangnya isu tersebut, Binsar mengklaim sudah berkomunikasi dengan tokoh agama, kepala kampung, dan koordinator Klasis Gereja Kingmi. “Hasil koordinasi ini, tak ada warga sipil yang menjadi korban penembakan di Nduga,” kata Binsar.
Binsar juga mengatakan, berita tentang adanya tiga orang warga sipil yang tewas tertembak di Nduga dan disebarkan lewat media sosial adalah hoaks. “Mungkin penyebar hoaks ada di Jayapura atau di tempat terbuka lainnya, sebab kami ini datang hingga ke kampung dan menanyakan langsung kepada masyarakat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Binsar menyebutkan aparat keamanan juga memahami perbedaan, antara warga sipil dan KKB yang lari ke hutan. “Prosedurnya kami paham, mana yang kombatan dan mana yang bukan. Jika kami bertemu kombatan dan membawa senjata api, tetap kami lumpuhkan,” katanya. (Stefanus)