Situasi Kota Wamena Mencekam

Konten Media Partner
3 Juli 2018 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi Kota Wamena Mencekam
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banyak pedagang di Wamena yang menutup kiosnya pada siang hari. (bumipapua.com/stefanus)
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM – Situasi Kota Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya mencekam. Aktifitas perdagangan di Lembah Baliem itu pun lumpuh. Saat ini, aktifitas perdagangan mulai tutup pukul 17.00 WIT, padahal sebelumnya banyak pedagang menutup tempat berjualannya pukul 21.00 WIT.
Sekretaris Daerah Kabupaten Jayawijaya, Yohanes Walilo mengakui kasus kriminalitas di Wamena semakin meningkat, salah satunya disebabkan kebiasaan masyarakat yang selalu membawa alat tajam. Apalagi, orang mabuk saat ini pun makin banyak setiap harinya.
“Sudah mabuk, bawa senjata tajam lagi. Kasus ini banyak ditemui di daerah Walesi dan Jibama Pasar Baru,” kata Yohanes, Selasa (3/7).
Dirinya mengklaim, Pemkab Jayawijaya telah mengeluarkan perda miras. Namun, keberadaan perda itu tak pernah dianggap serius oleh warga setempat.
ADVERTISEMENT
“Saat ini kriminalitas di Wamena perlu ditangani oleh lintas lembaga keamanan, seperti TNI dan Polri yang harus turun langsung ke lapangan. Kerjasama semua pihak dalam menciptakan keamanan juga diperlukan, termasuk masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
Pemkab Jayawijaya meminta kepolisian setempat ditambah dengan Brimob harus sering melakukan razia senjata tajam, guna meminimalisir masyarakat setempat untuk membawa senjata tajam, seperti parang dan sejenisnya.
Pemetaan Pelaku Kriminalitas
Kapolres Jayawijaya AKBP Jan Bernard Reba menyebutkan sudah sering memberikan sosialisasi penggunaan senjata tajam kepada masyarakat setempat. Selama ini, jika ditemui ada warga yang membawa senjata tajam, langsung disita polisi.
"Biasanya banyak warga yang datang dari kabupaten lain, lalu bertahan di pinggiran kota yang mempersenjati dirinya dengan parang dan pisau. Lalu, mereka melakukan aksinya kepada pemilik kios dan tukang ojek,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Polisi pun telah memetakan dua kelompok pelaku kejahatan di Wamena, khususnya pencurian motor yakni di Kurima Wolo dan Gunung Susu yang merupakan gabungan dari masyarakat Lanny Jaya.
“Biasanya pelaku mengaku bahwa senjata tajam yang dibawanya itu adalah bagian dari budaya. Tapi ini tak bsia dibiarkan, sebab mereka melakukan kejahatan dan harus ditindak tegas,” ujar Reba.
Pembacokan Pemilik Kios
Kasus kriminalitas terakhir yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya adalah pembacokan pemilik kios di Jalan Hom-Hom, Kota Wamena. Korban bernama Hengki Marka Putra dibacok pada bagian dadanya dan korban kehabisan darah dalam perjalanan ke rumah sakit setempat. Dalam kejadian itu, pelaku mendatangi korban dengan parang dan diduga dalam keadaan dipengaruhi minuman keras.
ADVERTISEMENT
Sebelum kejadian itu, pelaku memanggil pemilik kios dengan sebutan mama, lalu pelaku meminta rokok dan diberikan langsung oleh korban. Sesaat setelah pelaku mendapatkan rokok itu, lalu pelaku kembali mondar- mandir didepan kios korban dan langsung mendatangi korban. Tak lama berselang. pelaku membacok dengan parang yang dibawanya ke bagian dada korban.
Kapolres Jayawijaya AKBP Jan Bernard Reba menyebutkan informasi yang diterimanya, pelaku meminta tambahan rokok, namun korban menolaknya. Terjadilah perdebatan antara pelaku dan korban, sehingga pelaku langsung membacok korban.
Keterangan saksi dari istri korban menyebutkan wajah pelaku tak pernah dilihatnya di sekitar lokasi kejadian sebelumnya. Polisi terus mengejar pelaku yang diketahui berciri-ciri bertubuh pendek dan berambut gimbal.
"Pelaku melarikan diri ke Muai dan saat ini diperkirakan berada di daerah Ibele. Kami menurunkan tim khusus untuk mencari pelaku. Ada kemungkinan pelaku melewati Gunung Susun untuk melarikan diri ke arah Ibele," jelasnya, Selasa (3/7).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sepanjang 2018 hingga bulan Juni, terdapat 7 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok kriminal dari luar Kabupaten Jayawijaya.
(Stefanus)