Solusi Krisis Pangan di Tangan Masyarakat Adat Nusantara

Konten Media Partner
24 Oktober 2022 20:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Jayapura, Mathius Awoitouw berdama Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi saat membuka KMAN VI (Foto Media Center KMAN VI)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Jayapura, Mathius Awoitouw berdama Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi saat membuka KMAN VI (Foto Media Center KMAN VI)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang digelar di Tanah Tabi, 24-30 Oktober 2022 diikuti lebih dari 2400 orang dari penjuru nusantara.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Sekjen AMAN, Rukka Sombolinggi menyebutkan pelaksanaan KMAN VI dilaksanakan di tengah pandemi dengan mengangkat tema Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis.
KMAN VI tak hanya menghadirkan peserta dalam negeri, tapi juga dari luar negeri, di antaranya Sekjen Masyarakat Adat Malaysia, Kamboja, Nepal dan Filipina yang sangat antusias dan bersemangat mengikuti KMAN VI.
Poin penting kehadiran masyarakat adat nusantara adalah solusi dalam menghadapi krisis pangan hingga krisis selama pandemi COVID-19.
"Ancaman krisis ketahanan pangan yang mengancam dunia, berada di tangan masyarakat adat. Masyarakat adat memiliki pengetahuan lokal dan ketahanan pangan tersendiri dalam kearifan budaya lokal," jelasnya, Senin (24/10/2022).
ADVERTISEMENT
Sekjen AMAN juga mengapresiasi kebijakan Bupati Jayapura yang menyelenggarakan KMAN VI bersamaan dengan peringatan ke-IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2022.
Ia juga mengapresiasi pergerakan perempuan dan pemuda adat dalam mengahadapi situasi pandemi dengan begitu kokoh menjaga keutuhan wilayah adat dalam negeri.
“90 persen keanekaragaman hayati ada di wilayah adat. Mari menjaga hak kita sebagai masyarakat adat. Kongres ini akan membicarakan perjuangan kita, jangan lengah," katanya bersemangat.