Tak Ada Akses Transportasi, 4 Ribu Warga di Distrik Waan Terisolasi

Konten Media Partner
20 Mei 2019 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Distrik Waan. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Warga Distrik Waan. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
Merauke, BUMIPAPUA.COM - Tidak adanya akses transportasi umum, mulai dari transportasi darat, laut, maupun udara, membuat masyarakat di Distrik Waan, Kabupaten Merauke, Papua, semakin terisolasi. Permasalahan itu juga memengaruhi harga kebutuhan pokok di Distrik Waan.
ADVERTISEMENT
Distrik Waan dihuni oleh 4.729 jiwa yang tersebar di 11 kampung. Hingga kini, warga di Distrik Waan masih kesulitan dalam mendapatkan kebutuhan pokok, seperti beras, gula, dan kebutuhan lainnya.
Kepala Distrik Waan, Kabupaten Merauke, Benedictus S. Riyadi, menjelaskan bahwa transportasi laut pun tak ada yang menghubungkan Distrik Waan ke distrik terdekat lainnya.
Benedictus juga menyebutkan, harga beras di Distrik Waan mencapai Rp 180 ribu per 10 kilogram dan harga mi instan bisa mencapai Rp 5 ribu per bungkus. Lebih parah lagi, harga BBM di sana berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per liternya.
"Kami belum merasakan BBM satu harga di Distrik Waan. Lalu, kalau kebutuhan beras masih mengandalkan beras bantuan sosial atau beras sejahtera (rastra), subsidi pemerintah," ujarnya, Senin (20/5).
Aktivitas warga di Dustrik Waan, Merauke. Foto: Istimewa.
Benedictus menambahkan, warga atau pemerintah setempat sering menyewa speed boat dengan kisaran harga Rp 10 juta hingga Rp 15 juta lantaran transportasi komersial yang tidak tersedia.
ADVERTISEMENT
Harga sewa speed boat juga bergantung pada cuaca setempat. Biasanya sewa speed boat dilakukan untuk satu kali perjalanan pulang dan pergi dari Distrik Waan ke Distrik Kimaam. Sementara itu, warga Distrik Waan mendapatkan kebutuhan pokok dengan menunggu kapal kayu penjual sembako, namun kedatangan kapal tersebut tidak menentu.
"Distrik Waan tidak ada kapal perintis atau angkutan laut komersial. Akses satu-satunya ke Distrik Waan hanya melalui jalur laut. Intinya masyarakat masih membutuhkan transportasi umum. Dengan adanya transportasi umum masyarakat bisa rasakan harga sembako yang murah," jelasnya.
Saat ini, warga Distrik Waan merindukan transportasi umum seperti Kapal Feri untuk membawa hasil bumi. Mereka juga berharap agar mendapatkan harga sembako yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
Distrik Waan merupakan daerah 3T (terdepan, terluar, dan terisolir). Tak heran untuk sampai ke Distrik Waan membutuhkan 8-9 jam perjalanan laut dengan menggunakan speed boat dari Kota Merauke. Distrik Waan juga berbatasan langsung dengan negara Australia. (Abdel Syah)