news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tak Semua Pengungsi Nduga Menolak Bantuan Kemensos

Konten Media Partner
2 Agustus 2019 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktifis HAM, Theo Hesegam dalam sebuah kesempatan dengan perwakilan dari Kemensos, saat penyerahan bantuan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. (Dok: Kemensos)
zoom-in-whitePerbesar
Aktifis HAM, Theo Hesegam dalam sebuah kesempatan dengan perwakilan dari Kemensos, saat penyerahan bantuan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. (Dok: Kemensos)
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM - Tak semua pengungsi konflik Nduga menolak bantuan dari Kemensos. Misalnya saja pengungsi Nduga yang saat ini bertahan di Kabupaten Lanny Jaya.
ADVERTISEMENT
Kepala Distrik Kuyawage, Yapes Kogoya menyebutkan sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah, karena persediaan makanan untuk pengungsi saat ini mulai berkurang.
"Kita sudah mendengar akan adanya bantuan dari pemerintah. Kami sangat senang. Untuk itu kami siap menjemput diujung jalan jika bantuan itu tiba," kata Yapes di Lani Jaya, Jumat (2/8).
Yapes menyebutkan pengungsi yang bersama dirinya berkisar 200-an orang dan membutuhkan beras, gula, mie instan, kopi, serta makanan tambahan untuk anak-anak.
Lanjut Yapes, 200-an lebih pengungsi Nduga di Kabupaten Lanny Jaya tersebar pada 5 distrik. "Kami pernah menerima bantuan dari Pemkab Nduga dan TNI berupa beras 2 ton, minyak, telur, sabun dan rokok. Bantuan tersebut langsung didistribusikan kepada para pengungsi Nduga," ujarnya.
Penolakan bantuan untuk pengungsi Nduga dari Kemensos yang dilakukan oleh tokoh masyarakat, agama dan aktivis HAM. (BumiPapua.com/Stefanus Tarsi)
Sebelumnya penolakan bantuan dari Kemensos diserukan oleh tokoh gereja, LSM, tokoh masyarakat dan Majelis Rakyat Papua (MRP) dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
ADVERTISEMENT
Pengungsi Nduga menolak bantuan sembako dan lainnya yang diberikan oleh Kementian Sosial, karena bantuan ini dianggap tak memberikan solusi dalam masalah konflik Nduga.
"Sebab sampai saat ini, pengungsi Nduga tetap meminta pasukan TNI/Polri ditarik dari kabupaten itu, agar pengungsi dapat kembali pulang ke rumahnya," kata Ketua Klasis Mugi, Pendeta Konis Kogoya.
Kata Pendeta Konis, pasca kejadian pembantaian karyawan Istaka Karya, tanggal 2 Desember 2018 masyarakat di sekitarnya sudah mengungsi ke hutan dan hanya mengkonsumsi daun atau buah yang disediakan di hutan sampai hari ini.
Pendeta Konis melanjutkan salah satu alasan bantuan Kemensos ditolak karena ada keterlibatan TNI/Polri dalam penyalurannya. "Bantuan ini lewat honai TNI/Polri dan kami sepakat tolak," katanya belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Luis Maday, anggota MRP daerah pemilihan Nduga menyebutkan sampai saat ini pengungsi tak mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat ataupun pemda setempat.
"Walaupun bantuan dari Kemensos, kenapa harus singgah di Kodim Wamena? Kenapa tidak langsung ke pengungsi, karena menurut masyarakat, Kodim adalah honai perang," jelasnya.
Ketua Advokasi Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem menyebutkan mekanisme bantuan untuk Nduga tidak sesuai dengan kesepakatan awal dengan Kemensos.
"Kemensos kan telah sepakat bahwa bantuan ini langsung ke gereja, bisa juga lewat LSM atau pekerja HAM yang ada di Papua, bukan singgah di Kodim lalu lakukan pertemuan internal dan dilanjutkan ke tempat pengungsian,” katanya. (Stefanus Tarsi/Katharina)