Terbitkan Green Bond Hingga Rp 5 Triliun, Ini Proyek yang Jadi Incaran BNI

Konten Media Partner
19 Mei 2022 12:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah direksi BNI memaparkan penawaran obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) I BNI Tahun 2022, Rabu (11/5/2022). Foto: BNI
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah direksi BNI memaparkan penawaran obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) I BNI Tahun 2022, Rabu (11/5/2022). Foto: BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menerbitkan green bond dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 5 triliun. Dana yang terhimpun dari penerbitan surat utang tersebut, diarahkan untuk pembiayaan sejumlah proyek berwawasan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Penerbitan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) tersebut, dimaksudkan untuk memperkuat komitmen BNI di segmen green banking. BNI menyebut pihaknya sebagai bank nasional pertama yang menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah.
Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati, menyampaikan green banking merupakan salah satu sektor yang masuk dalam kategori sangat strategis bagi BNI. Selain karena manfaatnya yang sangat tinggi terhadap kestabilan dan keberlanjutan ekonomi jangka panjang, Perseroan memiliki banyak nasabah, debitur, serta mitra yang dapat diajak untuk bersama-sama mendorong terwujudnya green ekonomi di Indonesia.
“Green Ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI. Tentunya seluruh Penawaran Umum Green Bond ini akan kami gunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek-proyek dalam kategori KUBL seperti arahan dari pemerintah dan otoritas,” kata Adi Sulistyowati dalam Public Expose dan Penawaran Awal Green Bond BNI, Rabu (11/5).
ADVERTISEMENT
Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi, menjelaskan surat utang ini ditawarkan dalam 3 seri. Yakni seri A dengan jangka 3 tahun, seri B jangka 5 tahun, dan seri C jangka 7 tahun.
Proyek KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) yang jadi incaran BNI untuk dibiayai oleh green bond ini, antara lain proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah.
Selain itu juga penggunaan sumber daya alam dan penggunaan tanah yang berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati darat dan air, transportasi ramah lingkungan, pengelolaan air dan air limbah yang berkelanjutan, adaptasi perubahan iklim, gedung berwawasan lingkungan, serta pertanian berkelanjutan.
Dalam kaitannya dengan pembiayaan KUBL, BNI telah menyusun Kerangka Kerja Green Bond (Green Bond Framework). Dalam kerangka tersebut, terdapat pengaturan mengenai mekanisme pemilihan proyek (project selection) dan penggunaan dana serta mekanisme pelaporan yang diperoleh dari Penawaran Umum Green Bond.
ADVERTISEMENT
Sejumlah direksi BNI memaparkan penawaran obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) I BNI Tahun 2022, Rabu (11/5/2022). Foto: BNI
Lebih lanjut, Susi menyampaikan bahwa telah terjadi perkembangan signifikan di sektor teknologi, informasi, dan ekonomi dalam 20 tahun terakhir. Seyogianya, perkembangan yang pesat tersebut harus memiliki pertumbuhan berkelanjutan untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat senantiasa memenuhi kebutuhan manusia.
Susi menyampaikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menerbitkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015-2019) dan Tahap II (2021-2025), dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan kapasitas sektor jasa keuangan untuk beroperasi secara ramah lingkungan. Inisiatif keuangan berkelanjutan yang dikembangkan melalui Roadmap Tahap II OJK akan mengintegrasikan tujuh komponen utama dalam satu ekosistem, yang terdiri dari kebijakan, produk, infrastruktur pasar, koordinasi antar kementerian/lembaga, dukungan non-pemerintah, sumber daya manusia, dan kesadaran.
Menurut Susi, BNI akan berkontribusi pada bidang pengembangan produk dan infrastruktur pasar, serta pendanaan proyek-proyek yang akan membantu mewujudkan Indonesia yang lebih berwawasan lingkungan di masa depan, seperti dalam sektor energi dan transportasi. "Sebagai tanggapan terhadap permohonan pemerintah Indonesia dan OJK, Perseroan sebagai perantara bagi pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia, berkomitmen untuk mendukung pembiayaan berwawasan lingkungan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Filosofi Perusahaan

Dia mengutarakan, pendekatan Perseroan dilandasi filosofi triple bottom line atau 3P yakni people, planet, dan profit, yang menyatakan bahwa proyek-proyek yang disponsori BNI akan memberikan keuntungan pada masyarakat yang terdampak dan pada lingkungan di samping keuntungan finansial.
“Kami juga menggunakan panduan dan kerangka kerja Perlindungan Lingkungan Hidup dan Sosial untuk mencapai komitmen tersebut, yang konsisten dengan hukum negara dan tunduk pada evaluasi berkala. Kerangka kerja dan panduan tersebut disebut sebagai Kerangka Kerja Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial dan Sistem Manajemen Lingkungan Hidup dan Sosial,” tambahnya.
BNI membukukan catatan kinerja positif baik dari ekspansi portofolio hijau sekaligus implementasi ESG di semua lini bisnis. Portofolio hijau BNI mencapai Rp 170,5 triliun pada Q1 2022. Nilai ini mengambil porsi 28,9 persen dari total portofolio kredit BNI.
ADVERTISEMENT
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan UMKM dengan total portofolio mencapai Rp 115,2 triliun. Selebihnya digunakan untuk kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan sebesar Rp 10,3 triliun, serta pengelolaan polusi sebesar Rp 6,8 triliun, serta pengelolaan air dan limbah sebesar Rp 23,3 triliun.
Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021. Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia, sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan.