Konten dari Pengguna

Kebijakan Moneter BI Redam Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Zulfa Febriana Salsabila
Mahasiswa aktif semester 5 di Universitas Negeri Malang, Prodi pendidikan ekonomi
5 Maret 2023 12:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfa Febriana Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar terkait penurunan ekonomi global pada 2023: https://www.shutterstock.com/image-photo/chart-composed-coins-symbolizing-sharp-drop-1629006040
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar terkait penurunan ekonomi global pada 2023: https://www.shutterstock.com/image-photo/chart-composed-coins-symbolizing-sharp-drop-1629006040
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini, di beberapa negara khususnya negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa sedang mengalami perlambatan ekonomi global. Perlambatan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, terganggunya kinerja perdagangan dan investasi, serta dampak dari pengetatan kebijakan moneter agresif dan peningkatan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih belum stabil dan belum semulus yang diharapkan. Berdasarkan data dari IMF, perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 mencapai 3,4% dan mengalami penurunan pada tahun 2023 sebesar 2,9%. Sedangkan pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 3,1%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi secara global berpotensi mengalami perlambatan.
Bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Pertumbuhan ekonomi Indonesia: https://www.shutterstock.com/image-illustration/growth-chart-white-arrow-pointed-top-1052179055
Di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi. berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ekonomi pada triwulan ke-IV 2022 sebesar 5,01 (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2022 mencapai 5,31% (yoy). Meningkat sebesar 3,70% (yoy) dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Bahakan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kenaikan hingga 4,5-5,3%.
ADVERTISEMENT
BI mencatat, Pertumbuhan ekonomi Indonesia di dorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh mencapai 4,48% (yoy), perbaikan investasi sebesar 3,33%, penurunan konsumsi pemerintah yang dipengaruhi oleh penurunan belanja negara untuk penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi sebesar -4,77% (yoy), serta kenaikan ekspor mencapai 14,93%.
Kebijakan moneter apa yang diterapkan Bank Indonesia?
Ilustrasi gambar terkait kenaikan BI7DRR: https://www.shutterstock.com/image-photo/wooden-blocks-percentage-sign-arrow-financial-2052992393
BI menaikkan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI7DRR) sebesar 225 bps yang dilakukan secara bertahap sejak agustus 2022, yakni sebanyak 6 kali. Sampai pada bulan januari 2023, level BI7DRR bertahan pada level 5,75%.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada januari 2023 menjelaskan, keputusan kenaikan suku bunga atau BI7DRR tersebut merupakan langkah lanjutan dari front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk memastikan berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan menjaga inflasi inti berada dalam kisarannya.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini dinilai memadai untuk bisa memastikan inflasi inti dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) tetap berada dalam kisaran 3% plus minus 1% atau berada dibwah 4% pada semester I 2023.
Kenaikan lanjutan BI7DRR ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi sebagai langkah Bank Indonesia dalam merespon gejolak perekonomian global serta tekanan inflasi dari dalam negeri serta dukungan terhadap stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kebijakan moneter BI pada 2023 difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability) guna mengurangi dampak perlambatan ekonomi global.
Bagaimana dampak kenaikan BI7DRR terhadap masyarakat?
Mayarakat Indonesia: https://www.shutterstock.com/image-photo/semarang-indonesia-october-15-2021-sellers-2057924060
Trend kenaikan suku bunga pada tahun 2023 ini berdampak terhadap kredit masyarakat seperti kredit kendaraan bermotor, usaha UMKM, atau sektor properti dengan skema KPR. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumsi atau minat masyarakat untuk berbelanja.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah insentif sepanjang tahun 2023 untuk menjaga stabilitas perekonomian Indonesia. Insentif tersebut berupa pelonggaran kredit yaitu rasio loan to value (LTV) atau financing to value (FTV), terkait kebutuhan akan hunian. dimana kredit properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti sampai 31 desember 2023.
kemudian, BI melakukan kebijakan pelonggaran DP kendaraan bermotor menjadi paling sedikit sebesar 0% bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan bermotor, berlaku hingga 31 desember 2023. selain itu, BI juga memperpanjang masa berlaku merchant rate (MDR QRIS) untuk kategori usaha mikro sebesar 0% bagi masyarakat yang ingin memiliki usaha sendiri yang berlaku sampai bulan juni 2023.
Hal tersebut menunjukkan bahwa, pemerintah bersama bank Indonesia mengeluarkan beberapa insentif guna menghadapi kemungkinan akan turunnya tingkat konsumsi dan juga belanja masyarakat akibat kenaikan suku bunga acuan atau BI7DRR di dalam negeri.
ADVERTISEMENT