Bagikan Paket “Cegah COVID-19”, Mahasiswa UMM Sasar Pekerja di Jalanan

Cahana Rastra Cotama
mahasiswa S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2020 6:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cahana Rastra Cotama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi mahasiswa UMM saat membagikan paket "Cegah COVID-19" pada pekerja transportasi dan jalanan di kabupaten Sampang
zoom-in-whitePerbesar
Aksi mahasiswa UMM saat membagikan paket "Cegah COVID-19" pada pekerja transportasi dan jalanan di kabupaten Sampang
ADVERTISEMENT
Kabar baru dari tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang melakukan tugasnya di Kelurahan Rongtengah Kabupaten Sampang. Tim PMM tersebut kembali melakukan rutinitas untuk selalu mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dan melaksanakan protokol pemerintah untuk melawan wabah COVID-19. Kegiatan ini dilakukan dengan membagikan “Paket Cegah COVID-19” kepada masyarakat khususnya yang memiliki tanggungan pekerjaan atau kewajiban mencari nafkah diluar rumah.
ADVERTISEMENT
Inovasi TIM PMM kali ini adalah pembagian “Paket Cegah COVID-19” dengan diawasi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Setyo Wahyu S, SE., ME. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu 26 Juli 2020.
Didalam paket tersebut berisi brosur yang memuat tentang pengertian COVID-19, gejala klinis, pencegahan, tips agar selalu sehat, etika bersin dan etika batuk, serta cara menggunakan masker dengan benar. Sumber yang digunakan adalah Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal ini bertujuan agar informasi yang didapatkan valid dan terbukti kebenarannya. Terdapat juga masker kain dan handsanitizer dengan kadar alkohol 75%. Masker kain merupakan salah satu benda yang efektif untuk membantu mencegah penularan penyakit dan memutus rantai penyebaran. Handsanitizer pun juga memiliki fungsi yang sama. Keefektifannya dapat dirasakan oleh pekerja diluar rumah karena untuk akses cuci tangan cukup sulit ditemukan dan sangat mudah dibawa.
ADVERTISEMENT
“Jadi untuk handsanitizer, kami melakukan repackaging yang tujuannya agar kadar handsanitizer tersebut dapat terjamin juga dapat membunuh organisme seperti bakteri, virus dan lainnya. Menurut yang dilaporkan bahwa kadar handsanitizer yang mampu berfungsi sebagai antiseptik adalah alkohol lebih dari 70%. Dari proses repackaging, kami menggunakan kadar alkohol 75%”. Ujar Maghfiroh selaku koordinator dari kelompok 11 PMM UMM Sampang.
Hasil dari kreativitas ini yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. Namun TIM PMM tetap melakukan edukasi bahwa cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir lebih ampuh daripada handsanitizer. Sehingga ketika pulang kerumah, mereka harus tetap menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan 6 langkah. Yang terakhir adalah satu strip yang berisi Vitamin C yang bertujuan agar mampu membantu meningkatkan imunitas tubuh dan dapat menangkal radikal bebas para pekerja. Dilaporkan bahwa virus dapat menyerang tubuh seseorang apabila memiliki imunitas yang rendah. Sehingga diharapkan dengan diberikannya Vitamin C tersebut dapat mengembalikan semangat pekerja dalam keadaan sehat.
Mahasiswa UMM saat membagikan paket "Cegah COVID-19" dan mengedukasi para pengendara becak untuk menggunakan masker
Pembagian “Paket Cegah COVID-19” adalah diawali dengan survey tempat dan mencari sasaran yang tepat agar manfaatnya dapat lebih efektif. Dimulai dari pembagian kepada beberapa tukang becak yang memiliki kewajiban mencari nafkah diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk tukang becak tersebut kami melakukan pembagian didepan pasar kecil di Kelurahan Rongtengah. Tentu saja antusias mereka sangat tinggi. Selanjutnya adalah tukang parkir, beberapa tukang parkir yang menjaga di depan toko, atau swalayan juga tidak luput dari sasaran. Sebagai tukang parkir, pekerjaan mereka tentu saja dilakukan diluar rumah. Ketika didatangi oleh tim, mereka tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD). Sehingga TIM PMM langsung memberikan kepada mereka dan dibantu dengan memasangkan masker dan cara menggunakan handsanitizer. Tidak luput dari tugas sebagai mahasiswa, TIM PMM melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dengan bantuan brosur.
ADVERTISEMENT
Setelah dilakukan edukasi, banyak dari pekerja memang sedikit kurang memahami bagaimana protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka hanya menggunakan masker ketika berada pada kerumunan. Apabila hanya bertemu satu atau dua orang, mereka akan melepaskan masker tersebut. Tentunya hal ini kurang tepat karena penggunaan masker seharusnya dilakukan ketika selama berada diluar rumah. TIM PMM juga memberikan KIE bagaimana gejala ketika imunitas tubuh mulai turun. Hal ini ternyata sering dialami oleh mereka namun tidak terlalu diperhatikan karena dirasa akan sembuh dengan sendirinya. Peningkatan imunitas selain dengan mengkonsumi makanan yang sehat, bergizi, juga istirahat yang cukup dan berolahraga. Asupan suplemen akan dapat membantu dan memberikan efek baik pada tubuh selama penggunaannya tidak melebihi kadar maximum.
ADVERTISEMENT
Pekerja menjadi sangat antusias dan merasa bahwa pengetahuan baru tersebut memang harus diterapkan karena akan menuju era New Normal. Meskipun tidak sepenuhnya siap, namun mereka akan berusaha mencoba agar mengoptimalkan upaya agar Indonesia dapat kembali normal disertai dengan sikap patuh terhadap protokol kesehatan.
“Sebenarnya dibalik wabah pandemi ini terdapat hikmahnya. Masyarakat jadi dapat lebih menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pentingnya menjaga kesehatan bukan hanya ketika terdapat pandemi, namun harus selalu diterapkan. Mari bersama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan agar wabah COVID-19 dapat berangsur menurun dan mengembalikan aktivitas normal”, ujar Maghfiroh setelah dilakukan wawancara. (mgh/dwi)