#UntukPerempuan

Konten dari Pengguna
2 April 2019 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Canisius Andrew Irvine Julienne tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UntukPerempuan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sore itu di hari Jumat, tepat di Harlequin Bistro di kawasan Kemang, matahari bersinar teriknya memancarkan panas yang cukup menyengat. Hari itu juga, saya bertemu sekian banyak orang yang sudah saya kenal untuk bersama-sama mendukung dan membentuk sebuah support system #UntukPerempuan.
ADVERTISEMENT
Dengan dekorasi serba oranye dan spot-spot menarik buat foto, sambil menunggu acara dimulai, beberapa foto diabadikan. Dan yang paling menyita perhatian adalah video #UntukPerempuan yang sudah lama viral di media sosial.
Sebuah video yang menyadarkan saya, kalau masalah yang dialami perempuan pada umumnya sudah sangat mengganggu.
Catcalling, bullying, judging terwakilkan dalam sebuah video yang saya suka dan saya share untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Ini penting, karena dukungan sangat penting tidak hanya untuk laki-laki saja, tapi juga #UntukPerempuan. Bukan hanya dari kalangan perempuan saja, tapi dalam lingkup perempuan itu sendiri.
Women Soiree: Support System for Women. Diinisiasi untuk menyadarkan bahwa ada yang namanya Support System yang sangat penting bagi perempuan. Selain berbicara isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan. Mulai dari masalah pelecehan seksual, stereotype yang melekat pada perempuan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya perempuan, stigma yang berkembang pun terjadi pada laki-laki berkaitan dengan perempuan. Laki-laki harus ini itu terhadap perempuan, perempuan harus ini itu ke laki-laki. Runyam...
Tapi ada cara untuk melunturkan stigma, stereotype, dan judge yang sudah terlanjur beredar di masyarakat. Salah satunya untuk membuat sebuah support system. Support System inilah yang menjadi topik perbincangan bersama dengan pasangan public figure yang bercerita perjalanannya sebagai sebelum dan sesuah menjadi sebuah keluarga.
Artika Sari Devi, Puteri Indonesia tahun 2014 dan Baim, musisi Indonesia yang sudah malang melintang di dunia blantika musik.
Perjalanan stigma, stereotype, dan judge masyarakat Indonesia, sudah berlangsung sejak 14 tahun lalu, ketika Artika Sari Devi menjadi perwakilan Indonesia di ajang Miss Universe 2005.
ADVERTISEMENT
Pertentangan mengikuti sebuah acara yang bertolak belakang dengan norma adat budaya timur masih teringat samar di benak saya. Tapi, beliau mencetak prestasi sebagai perwakilan pertama Indonesia yang bisa melaju ke babak semifinal (Top 15).
Cerita dimulai sebelum Artika Sari Devi mengikuti Puteri Indonesia. Disaat masih berkuliah, jiwa sosial seorang Artika sudah menampakkan dirinya dengan menciptakan sekolah bagi anak-anak jalanan. Tapi, seorang mahasiswi yang bukan siapa-siapa, banyak tantangan yang dihadapi termasuk dalam penyediaan buku untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
Hingga seorang anak berbicara, "Kakak harus jadi seorang yang berpengaruh terlebih dahulu, baru bisa membantu kami." Alasan itulah yang didukung juga oleh banyak teman-temannya untuk mendaftarkan Artika sebagai salah satu peserta Puteri Indonesia 2004.
ADVERTISEMENT
Dengan titel kemenangannya, perjalanan bersosialnya dibukakan jelas dan dilancarkan. Dulu yang kesulitan mencari donatur buku, saat itu juga terlalu mudah untuk mencari. Beliau memakai gelar kemenangannya dengan bijaksana bukan untuk melakukan pencitraan diri sebagai ratu kecantikan Indonesia yang sekadar cantik saja.
Giliran mas Baim yang berbicara tentang stigma dan stereotype yang tersebar di masyarakat. Beliau pun merasakan kalau hal yang beredar, semacam istri harus menyuguhkan teh atau kopi kepada suami setelah bekerja menjadi sebuah keharusan. Itu salah besar.
Dengan seorang istri yang kini mempunyai sebuah Beauty Camp yang mempunyai program khusus perempuan dalam mengembangkan diri dan kepribadiannya. Kesibukan dari kegiatannya pun harus dimaklumi dan berefek pada kegiatan rumah tangganya. Saling membantu satu sama lain tanpa harus meninggalkan keluarga.
ADVERTISEMENT
Beliau berkata bahwa istri memang harus tunduk pada suami, tapi bukan berarti bekerja sebagai "pembantu" yang melayani tetek bengek itu. Dalam hal simple saja, masalah belanja rumah tangga sehari-hari. Hari ini rasanya tidak melulu harus seorang perempuan yang mutlak mempunyai image untuk belanja bulanan.
Apalagi yang sekarang sudah dimudahkan dengan teknologi, belanja bulanan tidak saja dilakukan oleh perempuan, seorang laki-laki tidak akan luntur kejantanannya ketika harus berbelanja bulanan.
Dengan teknologi pun, perempuan didukung untuk berkarya dan bekerja. Seperti teknologi e-commerce, yang bisa membuat siapapun, termasuk perempuan bisa menjadi salah satu bahkan banyak pemasok barang-barang yang akan membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhannya.
Mengutip Mas Baim, “Perempuan harus dan sudah selayaknya dihormati. Karena tersadar atau tidak, ada banyak hal yang perempuan bisa lakukan dan tidak bisa laki-laki lakukan. Istri bahagia, dijamin keluarga pun akan ikut bahagia.”
ADVERTISEMENT
Apa inti dari cerita di atas? Artika memutuskan menjadi peserta Puteri Indonesia, Artika yang mendirikan program Beauty Camp, semua itu tidak terlepas dari support yang diberikan oleh orang terdekatnya. Seperti mas Baim yang gantian untuk menjaga anak. Seperti mas Baim yang sudah kebal ditanya, kenapa kok istri yang kerja? Kenapa istri yang enggak jaga anak di rumah?
Hal-hal seperti itu yang ternyata membantu para perempuan untuk bisa berkarya lebih lagi. Bukan urusan, kenapa harus sekolah tinggi-tinggi tapi ujungnya jadi ibu rumah tangga? Semua bakal terdiam ketika dukungan dari orang terdekat lebih kuat dibanding cemoohan orang lain.
Satu quote yang tercipta: Support system itu enggak muluk-muluk. Mendengar seseorang berkeluh kesah saja adalah sebuah support system. Listening and understanding without judging anything.
ADVERTISEMENT
Percaya saja dengan mimpi yang ada dan buktikan kalau dukungan adalah sebuah yang penting yang bisa membuat diri lebih maju.