5 Fakta Perjalanan Karier Payung Teduh

16 November 2017 7:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Payung Teduh (Foto: Instagram @payungteduhofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh (Foto: Instagram @payungteduhofficial)
ADVERTISEMENT
Sebuah kabar mengejutkan datang dari grup band yang kini namanya tengah naik daun, Payung Teduh. Di tengah-tengah popularitasnya, band tersebut harus menghadapi kenyataan bahwa sang vokalis, Muhammad Istiqamah Djammad, memutuskan untuk hengkang dari band yang telah membesarkan namanya.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut diketahui sesaat usai konser BBM Liztomania Konser Musik Tanah Air Vol. 3 Payung Teduh 'Catra Adhum' yang diselenggarakan pada Selasa (14/11) malam di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat.
Keputusan Is ini cukup mengejutkan dan mengecewakan para penggemar Payung Teduh. Namun bagaimanapun juga, ia tetap berdiri pada keputusannya yang sudah bulat itu.
Di bawah ini kumparan (kumparan.com) mencoba mengulas perjalanan karier Payung Teduh dari awal dibentuk hingga saat ini ketika sang vokalis memutuskan untuk keluar dari zona nyamannya.
1. Berawal dari Bangku Kantin Kampus
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
Payung Teduh dibentuk oleh dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon, yang memiliki kegemaran untuk nongkrong bareng di kantin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia. Mereka adalah Is (vokal dan gitar) dan juga Comi (bass).
ADVERTISEMENT
Mereka berdua senang bermain musik di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau UI, bahkan mengisi event-event musik di luar kampus. Secara tidak sadar, kebersamaan mereka selama ini, telah menguatkan karakter bermusik mereka dan hal itu juga disadari oleh orang-orang sekitar yang kerap menyaksikan penampilan Is dan Comi.
2. Sempat ditolak label
Payung Teduh (NOT COVER) (Foto: IG: @ payungteduhofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh (NOT COVER) (Foto: IG: @ payungteduhofficial)
Satu tahun setelah Payung Teduh berdiri, Alejandro Saksame atau yang akrab dipanggil Cito, bergabung dengan band tersebut sebagai drummer. Dua tahun kemudian, Ivan Penwyn juga hadir melengkapi band itu setelah ia memilih untuk menjadi pemain gitarlele.
Tak mudah bagi Payung Teduh untuk masuk ke industri musik Indonesia, kala itu. Apalagi, melihat warna musiknya yang beraliran keroncong jazz, belum familiar di telinga pecinta musik Tanah Air. Mereka pernah merasakan bagaimana berkali-kali ditolak oleh perusahaan label.
ADVERTISEMENT
Mereka pun sempat ingin menyerah setelah berulangkali karyanya ditolak mentah-mentah. Sampai pada akhirnya, Payung Teduh didukung oleh komunitas untuk tetap maju di belantika musik Indonesia, dan mereka memilih untuk berkarier di jalur indie.
3. Rilis album pertama 2010
Payung Teduh (Foto: IG @payungteduhofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh (Foto: IG @payungteduhofficial)
Setelah mengalami berbagai cobaan di masa-masa awal perjalanan karier mereka, akhirnya Payung Teduh berhasil menelurkan album indie mereka yang pertama di tahun 2010, yang berjudul 'Payung Teduh'.
'Angin Pujaan Hujan', menjadi lagu pertama yang memunculkan warna musik mereka sendiri. Hingga pada akhirnya, mereka kemudian menciptakan lagu-lagu lain seperti 'Kucari Kamu', 'Amy', 'Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan', juga termasuk karya-karya dalam pementasan teater, seperti 'Resah', 'Tidurlah', 'Malam', dan 'Cerita Tentang Gunung dan Laut'.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu namanya mulai dikenal oleh banyak orang, terutama di kalangan para mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka kerap mengisi acara-acara di kampus, dan musiknya ternyata begitu easy listening jika didengarkan oleh anak muda. Dan pada tahun 2012, mereka akhirnya merilis album studio mereka berjudul 'Dunia Batas'.
4. Sukses dengan Akad
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
Perjalanan Payung Teduh agar musiknya diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia tentunya sangat berliku. Tepat 10 tahun mereka berkarya di industri musik Tanah Air, Payung Teduh menciptakan sebuah single berjudul 'Akad' di awal tahun 2017.
Saat awal mendengarkan lagu ini, para penggemar Payung Teduh tentu setuju jika mereka meninggalkan ciri khas musik mereka yang teduh dan syahdu. Dalam lagu ini, alunan musiknya masih dalam balutan jazz, namun cenderung lebih upbeat, dibandingkan lagu-lagu terdahulunya.
ADVERTISEMENT
Payung Teduh sempat mendapatkan cemoohan dari masyarakat atas lagu 'Akad' tersebut. Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak konsisten terhadap musik yang mereka bawakan.
Namun seperti kata pepatah, Badai Pasti Berlalu, itu juga yang mereka rasakan. 'Akad' ternyata menjadi sebuah lagu yang paling sukses di tahun 2017. Hingga saat ini, video klip Akad telah ditonton oleh lebih dari 45 juta orang di Youtube.
Lagu tersebut pun diputar dimana-mana, di radio, televisi, pusat perbelanjaan, restoran, dan masih banyak lagi. Bahkan, ratusan orang berbondong-bondong untuk meng-cover lagu ini dan mengunggahnya di media sosial.
Fenomena lagu 'Akad' memang betul-betul luar biasa. Melalui lagu ini pula, Payung Teduh semakin dikenal dan diterima oleh masyarakat luas. Mereka bukan lagi band dari bangku kantin kampus yang dianggap sebelah mata.
ADVERTISEMENT
5. Is Pamit
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Payung Teduh di Prambanan Jazz (Foto: Munady Widjaja)
Di tengah-tengah popularitasnya, Payung Teduh harus dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang cukup pahit. Sang vokalis, yang juga merupakan pentolan dari grup band ini, yakni Is, memutuskan untuk hengkang dari band yang telah membesarkan namanya tersebut.
Bukan karena konflik, atau permasalahan negatif lainnya, namun Is memutuskan keluar karena memiliki perbedaan visi. Keputusan itu sudah ia pikirkan sejak bulan Juni 2017 lalu. Namun Is akan tetap bertanggungjawab dengan terus bersama Payung Teduh, hingga kontraknya habis di akhir Desember 2017 mendatang.
Is, yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, membutuhkan waktu untuk sendiri dalam menulis lagu. Ia ingin terus berkarya tanpa meninggalkan anak dan istrinya di kota tersebut. Dan Is berharap, Payung Teduh tetap terus berkarya, dengan atau tanpa dirinya sebagai seorang vokalis.
ADVERTISEMENT
"I will not let the ship collapse. Tetapi mereka tetap berjalan. Maksud gue, mereka akan tetap jalan, tanpa gue," ucap Is, beberapa hari yang lalu.
"Saya tetap ingin balik ke alam lagi, nulis lagu lagi, bikin banyk SR. Karena kalau untuk membawakan musik, kaya manggung-manggung gitu terlalu menyita energi ya, bukan berarti kami tidak bersyukur, nauzubilahminzalik. Saya pengin lebih banyak nulis buku sama istri lagi, saya pengin banyak waktu sendiri," lanjutnya.
Is pun sempat mengunggah sebuah foto di akun Instagram pribadinya, dan mengucapkan kata perpisahan.
"Terkadang memang harus memilih. Kali ini saya memilih pamit. Izinkan (emoticon senyum)," tulisnya.
"Karena di setiap perjalanan di sanalah tempat yang kau pilih untuk kau singgahi atau kau lewati. Terima kasih untuk petualangan yang sungguh besar dan patut untuk disyukuri," tutup Is.
ADVERTISEMENT