Rian D'Masiv: Bikin Lagu Religi Tak Semudah Bikin Lagu Cinta​

24 Juni 2017 10:10 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rian D'Masiv. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Rian D'Masiv. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
​Meski sudah pernah menuangkan ide untuk membuat lagu-lagu bertemakan religi, vokalis D'Masiv, Rian Ekky Pradipta, mengalami kesulitan menciptakan lagu bernuansa keislaman. Alasannya, karena dia merasakan banyak hal dalam pembuatan lagunya, contohnya untuk lagu D'Masiv yang berjudul 'Taman Surgamu'.
ADVERTISEMENT
"​Perlu perenungan yang cukup lama ya​. ​Seperti yang di Mekkah​,​ kita dapat lagu dengan judul ​'Taman ​Surgamu​'​," kata Ri​a​n ​saat dijumpai di acara buka bersama D'Masiv ​di M​a​sjid Al-Latif, Blok M, Jakarta Selatan​.​
Grup Band D'Masiv (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Grup Band D'Masiv (Foto: Munady Widjaja)
Ia ​pun ​membandingkan dengan lagu ​bertema ​cinta ​yang begitu mudah dibuatnya​. Baginya, menulis lagu religi ​itu ​ad banyak hal yang harus ​dipertanggung​-​jawabka​n​.​
"Bikin lagu religi tidak segampang bikin lagu cinta atau lagu patah hati. Kalau lagu patah hati​,​ tinggal ingat masa jahiliah aja dulu ​'​kan, sama cewek ditolak tinggal ​ngebayang​in buat​ bikin lagunya​," ujarnya. "Tapi religi itu tanggung jawab besar. Kita harus mempertanggung​-​jawabkan apa yang kita tulis​."
Ayah satu anak ini mengatakan​,​ ia sudah mendapatkan ide untuk menuangkan​nya​ ​ke ​dalam syair lagu​. Ia merasa, lagu religi menjadi sebuah keberkahan ​bagi D'Masiv.
ADVERTISEMENT
"Mengalir aja ​(pikiran) ​kita dalam membuat lagu religi. Kalau kita dapat lagu religi​,​ ya​,​ berkah. Bagi aku​,​ itu salah satu misi kita ​yang bermanfaat pada orang lain, " jelasnya.
Grup Band D'Masiv. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Grup Band D'Masiv. (Foto: Munady Widjaja)
Lebih lanjut, melihat sebagian artis yang bisa membuat lagu religi berdasarkan pengalaman kelam di masa lalu​, ​Rian mengatakan masih ada jalan lain untuk mendapatkan ​i​nspirasi dalam membuat sebuah karya tanpa melakukan hal-yang merugikan.
"Kuncinya​,​ kita seniman ya​,​ menjadi seniman. Kita tetap berperilaku sebagai orang biasa. Banyak hal-hal yang kita lakukan kayak orang biasa aja. Misalnya​,​ ​Wahyu​ (drummer)​ masih sering naik angkot,​ ​ojek​,​ dan lain hal. Yang lain juga begitu​,​ ​k​ita ​eng​gak malu. ​Enggak ​ada untungnya buat kita takut sana​-​sini," tutupnya.
ADVERTISEMENT