Soleh Solihun Bicara Soal Kesejahteraan Pers

9 Februari 2017 9:19 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Soleh Solihun, stand up comedian Indonesia (Foto: Instagram/ @solehsolihun)
Nama Soleh Solihun melejit sejak menjadi comic di Stand Up Comedy Indonesia. Namun sebelum namanya dikenal seperti sekarang, Soleh adalah seorang wartawan. Jebolan jurusan Jurnalistik salah satu Universitas di kota Bandung ini menggeluti profesi wartawan sejak tahun 2004 hingga 2012.
ADVERTISEMENT
Soleh memiliki kecemasannya sendiri ketika membahas harapan mengenai pers di Indonesia. Pemain film 'Hangout' ini mengaku menaruh perhatian terhadap profesi wartawan yang belum sejahtera dilihat dari gaji yang diterima oleh wartawan.
"Wartawan itu bebannya berat. Dituntut untuk memberikan informasi yang benar tapi seperti banyak orang tau, secara kesejahteraan wartawan itu belum sejahtera," ujarnya.
Ia kemudian mengacu pada data yang pernah dirilis oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang menyatakan bahwa masih banyak wartawan yang hidup dengan pendapatan di bawah standar ideal wartawan.
"Kalau cuma merayakan hari pers tapi tidak berpengaruh terhadap persnya, buat apa?" ucapnya mengkritik.
Aktor berusia 37 tahun ini menemukan bakatnya untuk menulis dan minatnya terhadap musik. Soleh pun mengaku tidak mendalami bidang lain selain musik sehingga sangat mempengaruhi nasibnya sebagai seorang wartawan.
ADVERTISEMENT
"Saya nggak terlalu suka baca berita politik, ekonomi, atau media di luar musik. Soalnya dulu saya pernah pas kuliah, saya jadi wartawan ekonomi selama 6 bulan di Bandung, gajinya enak tapi batin nggak enak karena saya nggak suka dengan apa yang saya tulis," kenangnya.
Dengan minatnya terhadap bidang musik, akhirnya membawa Soleh ke majalah-majalah besar, seperti majalah Trax, Playboy, hingga yang terakhir adalah Rolling Stone.
Tahun 2012 menjadi tahun terakhir Soleh berprofesi sebagai wartawan. "Di Rolling Stone saya menandatangani surat tidak boleh bekerja di dua perusahaan di waktu yang bersamaan. Nah, waktu disana di Rolling Stone, saya siaran pagi juga dari jam 6-9," ujarnya.
Setelah angkat kaki dari Rolling Stone tidak ada media lain, terutama majalah musik, yang menarik perhatian Soleh. Menurutnya, tidak ada media musik lain sebesar Rolling Stone, dan majalah itu menjadi puncak dari karier Soleh sebagai seorang wartawan. Dia pun beralih profesi menjadi entertainer.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah nyampe di level atas dan yang saya inginkan. Majalah yang bisa bikin saya bahagia cuma Rolling Stone karena nggak ada media yang lebih besar dari itu di Indonesia," ucap pemain film 'Cinta Brontosaurus' mengakhiri pembicaraan dengan kumparan.