Mendukung Pengembangan Ekowisata dengan Pengelolaan Sampah di Desa Puteran

Durotul Yatimah
Dosen Universitas Negeri Jakarta
Konten dari Pengguna
26 September 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Durotul Yatimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai negara yang menyimpan banyak keindahan alam, Indonesia memiliki banyak wilayah-wilayah yang mempunyai potensi ekowisata. Ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan memadukan tiga komponen penting, yakni konservasi alam, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran lingkungan hidup. Tentunya, sangat disayangkan apabila potensi ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Mengingat kecenderungan kebiasaan masyarakat global saat ini memilih untuk kembali ke alam (back to nature), salah satunya dengan berwisata ke berbagai tempat yang masih asri dan alami. Apalagi, wisata lokal di tengah pandemi COVID-19 menjadi sesuatu yang sangat diminati oleh wisatawan yang merindukan alam terbuka. Anggaplah kondisi ini menjadi kesempatan untuk berbenah lingkungan sebelum kawasan ekowisata dibuka kembali dan menyambut antusiasme para pengunjung nanti.
ADVERTISEMENT
Pengembangan ekowisata tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Lingkungan yang bersih dan asri tentunya akan lebih menarik perhatian pengunjung di banding lingkungan yang kotor. Pengelolaan sampah di kawasan ekowisata sangat penting dilakukan. Sebab, hal ini akan berdampak pada jumlah pengunjung.
Hal inilah yang menjadi alasan dari dilakukannya pengelolaan sampah di Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki beragam potensi ekowisata, di antarannya wisata hutan, taman nasional, dan bumi perkemahan. Namun, pengembangan ekowisata di desa ini mengalami kendala khususnya dalam hal pengelolaan sampah. Misalnya, terdapat aliran sungai yang membawa hanyut sampah-sampah yang kemudian mengotori sawah dan ladang milik warga. Selain merusak ekosistem, keberadaan sampah-sampah tersebut juga merusak pemandangan di sekitar sungai. Jika tidak ada aksi yang dilakukan, maka pengembangan ekowisata tidak akan berjalan dengan baik.
Anggota Komunitas RSBS
Keadaan ini mendorong Tim Pengabdian Universitas Negeri Jakarta untuk berkolaborasi dengan ibu-ibu yang tergabung dalam Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna dan komunitas Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS) dalam rangka melakukan pengelolaan sampah di Desa Puteran. Kegiatan ini dilakukan dengan melaksanakan program “Ambil Sampah Bareng-Bareng” dengan memerhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Tidak hanya memungut sampah, para ibu-ibu PKK juga diberikan penjelasan dan keterampilan pengelolaan sampah oleh komunitas RBSS. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan. Tentunya, lingkungan yang bersih akan mendukung pengembangan ekowisata di desa tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT