Mengapa Banyak Orang Belum Investasi? Ini 4 Kendalanya!

CekAja.com
CekAja.com adalah situs marketplace produk finansial dan investasi yang juga menyediakan tips dan siasat mengatur keuangan Anda.
Konten dari Pengguna
18 Juli 2019 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari CekAja.com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengapa Banyak Orang Belum Investasi? Ini 4 Kendalanya!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Investasi merupakan salah satu cara jitu untuk mempersiapkan masa depan. Investasi berbeda dengan menabung. Karena, dengan mengalokasikan dana ke instrumen investasi, nilainya berpotensi meningkat berkali-kali lipat. Sementara jika hanya disimpan dalam tabungan, nilainya tidak akan bertambah.
ADVERTISEMENT
Instrumen investasi juga banyak sekali jenisnya. Sehingga masing-masing orang dapat memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan karakternya serta modal yang dimiliki. Namun sayangnya, belum semua orang melakukan investasi. Tentu, ada alasan-alasan tertentu yang membuat seseorang enggan atau belum berinvestasi.
Ini dia 4 kendala umum yang membuat seseorang belum berinvestasi, cek yuk!
Pendapatan pas-pasan
Pendapatan pas-pasan jadi alasan banyak orang untuk menunda investasi. Sederhananya, bagaimana mau menyisihkan uang untuk investasi kalau penghasilannya saja kurang. Mungkin kelompok ini lebih fokus mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan sehari-hari yang dinilai lebih penting dari lainnya. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini merasa sudah bisa makan dan sewa rumah saja sudah syukur. Investasi urusan nanti.
Mungkin Anda selama ini banyak mendengar rumus-rumus mengelola keuangan yang baik dan jitu agar kondisi finansial Anda sehat. Misalnya ada metode budgeting 50-30-20 dan yang sejenisnya. Metode pengelolaan keuangan ini membagi 50 persen penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, cicilan, belanja bulanan, asuransi hingga bayar listrik dan internet.
ADVERTISEMENT
Sementara 30 persennya dialokasikan untuk dana hiburan seperti jalan-jalan, nonton, hingga nongkrong. Dan 20 persennya dari penghasilan bulanan Anda dialokasikan untuk investasi.
Ya, metode budgeting atau rumus mengelola keuangan seperti ini cukup membantu merapikan pengeluaran bagi mereka yang punya penghasilan cukup atau bahkan besar. Namun, tidak berlaku bagi mereka yang pendapatan bulannya pas-pasan atau bahkan kurang. Maka dari itu, seringkali nominal penghasilan jadi alasan untuk tidak investasi.
Literasi keuangan yang kurang
Selain penghasilan pas-pasan, ada juga persoalan lain yang membuat seseorang belum atau tidak berinvestasi. Kelompok ini biasanya tidak dan belum mengenal literasi keuangan atau bahkan tidak tahu apa itu investasi. Padahal, sebagian dari kelompok ini tidak ada masalah dalam urusan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Di pelosok-pelosok daerah, ada banyak orang kaya yang lebih memilih menyimpan uangnya di rumah. Padahal cara ini lebih berbahaya jika terjadi sesuatu seperti perampokan, kebakaran hingga bencana alam. Namun ada juga sebagian dari mereka yang lebih memilih menyimpan uangnya di bank.
Nah, inilah pentingnya pihak pemerintah terkait untuk sama-sama mengenalkan investasi kepada masyarakat-masyarakat di pelosok daerah. Terlepas apakah itu investasi di instrumen saham, reksa dana, obligasi hingga logam mulia. Yang jelas mereka harus sudah diberi pemahaman literasi keuangan hingga bagaimana cara mengelola keuangan yang baik dan benar.
Belum yakin dan percaya diri
Ada lagi tipe orang yang sudah mengenal literasi keuangan hingga sudah paham seluk beluk investasi. Hanya saja mereka belum yakin dan percaya diri untuk terjun langsung berinvestasi. Alasannya bisa saja dana yang akan diinvestasikan masih ‘diperebutkan’ untuk kebutuhan lain yang lebih dirasa penting. Ada juga alasan bahwa kelompok ini masih ragu dan takut rugi jika uangnya diinvestasikan.
ADVERTISEMENT
Bahkan orang-orang yang termasuk dalam kelompok ini merasa bahwa investasi terutama di pasar modal diyakini sebagai kegiatan yang mengarah ke perjudian karena memegang prinsip bisa untung dan bisa rugi. Sehingga mereka lebih memilih mengalihkan uangnya untuk kegiatan lain yang mereka yakini lebih baik.
Bagaimana nanti
Dalam istilah Sunda ada ungkapan ‘kumaha engke’ alias bagaimana nanti. Orang-orang tipe ini dalam konteks keuangan lebih memilih menghabiskan uangnya untuk waktu tertentu ketimbang memikirkan untuk masa depan. Mengapa hal ini terjadi? Ya, mungkin karena penghasilan mereka hanya cukup untuk waktu tertentu saja. Tidak ada dana yang mereka alokasikan khusus untuk hal lain seperti investasi hingga asuransi yang mereka yakini memberatkan.
ADVERTISEMENT
Ya, mungkin beberapa alasan di atas menjadi tantangan besar bagi kita semua mengapa hingga kini belum atau tidak menyisihkan uang untuk berinvestasi. Padahal, investasi sangat penting untuk masa depan. Dana investasi yang bisa diambil di masa depan bisa digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari membiayai dana pendidikan anak, membeli rumah, biaya pensiun hingga keperluan-keperluan yang sekiranya memang diperlukan di masa mendatang.
Padahal, yang namanya investasi di era sekarang ini tidak memerlukan dana yang besar. Cukup dengan dana sebesar Rp100.000 per bulan, Anda sudah bisa melakukan investasi di reksa dana. Dan investasi inilah yang mungkin paling bisa dilakukan oleh orang banyak dari berbagai kalangan manapun. Jadi, seharusnya, tak ada alasan untuk belum investasi ya? Yuk mulai investasi!
ADVERTISEMENT