Langkanya Kontainer Hambat Ekspor Indonesia

Shafira Adlina
Seorang Ibu dengan dua anak yang juga berprofesi blogger di www.ceritamamah.com dan Asesor bersertifikasi BNSP sebagai pendamping UMKM dan pelaksana Ekspor.
Konten dari Pengguna
25 September 2021 7:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shafira Adlina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
kontainer kapal laut - canva.com
zoom-in-whitePerbesar
kontainer kapal laut - canva.com
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak Pandemi ini bagi aktivitas ekspor adalah kendala kelangkaan kontainer. Banyak eksportir yang mengeluhkan biaya pengiriman peti kemas atau kontainer pelabuhan yang semakin mahal. Salah satu penyebab disinyalir karena adanya kelangkaan kontainer.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun diakui oleh Ketua Asosiasi Perkumpulan Eksportir Importir Indonesia-- INDO EXIMPRO, Nursamsyu Mahyuddin. Menurutnya kelangkaan kontainer dan kenaikan tarif kontainer internasional untuk kegiatan ekspor di pelabuhan Indonesia mengakibatkan pembiayaan ekspor membengkak menjadi 3-4 kali lipat.
Bukan bentuk fisik kontainer ini yang sulit didapatkan, melainkan adanya penurunan aktivitas perdagangan. Kapal yang kembali ke negara kita berkurang karena volume barang yang tidak seimbang sehingga kapal tidak mau bergerak akibat sedikitnya barang yang dikirim. Kapal akan mengalami kerugian jika mengangkut volume barang yang lebih sedikit.
Kamaludin seorang eksportir dari Sukabumi, Stonemall Indonesia juga menambahkan bahwa ongkos kirim kapal ke Spanyol yang semula hanya 2000 USD kini naik hingga 8000 US$. Sementara biaya kapal ke Negara-negara Amerika Latin dari 3000 USD menjadi 11.000 USD.
ADVERTISEMENT
Kelangkaan kontainer dan kenaikan ongkos kirim kapal ini tentu menghambat kegiatan perdagangan eksportir dari Indonesia. Seperti yang terjadi di Stonemall Indonesia yang rutin mengirim batu hijau ke negara-negara Amerika Latin.

Pemerintah Harus Segera Bergerak Cepat

“Bulan ini seharusnya ada 8 kontainer yang berangkat tetapi baru 2 kontainer yang berangkat.” Imbuh Kamaludin.
Jika produk makanan yang memiliki masa simpan yang terbatas dan terlambat pengiriman tentu terbayang kerusakan barang yang akan terjadi. Di satu sisi negara mengharapkan lahirnya eksportir baru dan kelancaran dari proses ekspor kita. Namun, kenyataannya selama pandemi ini masih menjadi misteri mengapa kelangkaan kontainer atau peti kemas ini terjadi. Biaya angkut kapan yang naik hingga 3-4 kali lipat ini juga menjadi sandungan bagi perdagangan antara Indonesia dan buyer luar negeri. Kebutuhan akan produk-produk Indonesia sebenarnya tidak mengalami penurunan yang signifikan bagi beberapa eksportir, namun kenaikan harga ongkos kirim kapal dan kelangkaan kontainer ini menjadi sumber masalah utama untuk kegiatan ekspor.
ADVERTISEMENT
Tentu harus ada perhatian khusus dari Pemerintah terkait untuk mengurai masalah kelangkaan kontainer dan kenaikan harga ongkos kapal ini.