Doa dan Sholawat Mengantar Pendidikan Anak ke Pesantren Impian

Konten dari Pengguna
27 November 2020 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Doa dan Sholawat Mengantar Pendidikan Anak ke Pesantren Impian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
“Assalamau’alaikum,” seisi ruangan menoleh ke arah pintu.
“Info pendaftaran santri?” tanya seorang ibu yang tiba bersama suaminya.
ADVERTISEMENT
Kami persilahkan duduk dan memulai pembicaraan seputar informasi pesantren. “Sebenarnya sudah berapa lama pesantren Daarul Qur’an Malang ini berdiri?” tanya pak Fajar Ahad, sang suami, mengawali.
Mereka baru tiba dari Surabaya dengan maksud berburu informasi seputar pesantren tempat putrinya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Selama beberapa bulan terakhir, Pak Fajar banyak mengumpulkan informasi seputar pesantren dari berbagai kota di Jawa Timur di sela-sela hari libur kerjanya.
Sementara kami berbincang dan menjelaskan awal berdirinya pesantren, istri Pak Fajar, Ibu Lilik Hidayati, menetestan air mata sedari awal tiba sembari menatap brosur di tangannya. Ternyata, sejak pertama melihat papan nama Daarul Qur’an di Surabaya, dulu di Jl. Kayoon, beliau sudah berazam ingin memondokkan anaknya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an.
ADVERTISEMENT
“Belum tahu waktu itu saya belum punya putra-putri, mungkin karena sering mendengarkan kajian-kajian Ustadz Yusuf Mansur itu, wes adem terus,” terang Bu Lilik.
Sempat khawatir atas omongan saudara, teman dan tetangganya, "Percuma anak-anakmu mbok pondokno, delo'en ta arek-arek seng mondok saiki, (Lihat tuh, anak-anak yang mondok sekarang) keluar pesantren seolah-olah keluar dari penjara, dia berbuat semaunya, dia berbuat seenaknya seolah-olah dia bebas, ini saya gak ingin," pak Fajar menuturkan contohnya.
Sebelumnya, beliau sempat mendaftarkan putrinya di pesantren lain dan dijadwalkan ikut tes. Sampai datang situasi pandemi yang berdampak pada perekonomian keluarga. Mereka pun mengurungkan niatnya melanjutkan pembayaran.
"Yah, uangnya tinggal segini, kita cari yang minimal bener-bener nyaman di kantong kita, gak sampe berhutang dan bisa deket sama kita, di mana ya, yah?" curhat Ibu Lilik pada suaminya kala itu.
Hingga di malam Jum’at (26/11) menjelang tidur, Ibu Lilik dikagetkan dengan postingan video di akun instagram @yusufmansurnew milik KH Yusuf Mansur. Beliaupun megisahkan dialognya dengan sang suami saat itu.
ADVERTISEMENT
"Ya Allah, Yah .... Ya Allah, Yah ...."
"Apasih, dek," saut Pak Fajar.
"Ini lho, Yah.... ini lho, Yah..... ini lho, santri indent, santri indent,” sembari menunjukan postingan video tersebut.
Dalam postingan itu tampak Kyai Yusuf sedang menandatangani beberapa dokumen sambil menjelaskan kemudahan pembiayaan pendidikan di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Hanya dengan DP 5 juta saja sudah bisa nyantri dengan mencicil kekurangannya selama putra-putrinya di pesantren. Hal itu membuat keduanya bertekad bergegas datang ke Pesantren Daqu Malang pada esok hari.
Hal ini buah bertahun-tahun amalan yang dilakukan keduanya dengan mengikuti setiap nasihat dan postingan KH Yusuf Mansur. "Kalau minta sama Allah itu yang banyak, gak usah "kalau Allah izinkan”. Minta itu yang gede sekalian, Allah itu maha kaya. Gak bakal kita gak dikasih, pasti dikasih," jelas Ibu Lilik menirukan nasihat Kyai Yusuf.
ADVERTISEMENT
Termasuk 1000 shalawat setiap hari dan 4 surat-surat pilihan yang didawamkan sebagaimana KH Yusuf mansur selalu ingatkan dengan sebutan SIT (Sedekah, Shalawat, Istighfar, dan Tasbih) dan AYM (Amalan Yusuf Mansur) 4 Surah (Yasin, Ar-Rahman, Al-Waqi'ah, dan Al-Mulk). Amalan itu mengantarkan pasangan ini pada doa-doa mereka, termasuk untuk memondokkan sang anak di pesantren impian.
Saat ini Pesantren Daqu sedang promo dengan biaya masuk hanya 5 juta rupiah. Untuk informasi selengkapnya klik https://indent.daqu.sch.id