Doa Nabi Sulaiman Mengantar Beasiswa hingga S2

Konten dari Pengguna
3 September 2020 8:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Doa Nabi Sulaiman Mengantar Beasiswa hingga S2
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Spirit, optimisme, percaya diri, untuk melakukan suatu hal jadi kuncinya. Kalau itu rezeki kita, Allah gak akan gak ngasih ke kita, karena sepeti kata Ayah Yusuf Mansur, doa kita gak ada yang gak dikabulkan oleh Allah SWT. Allah hanya menahannya sementara dan memberi kita kesempatan untuk menghimpun pahala lebih banyak dengan munajat-muanajat dan ikhtiar yang ia ridhoi.
ADVERTISEMENT
Saya adalah angkatan 10 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Rencana saya mau kuliah di Universitas Indonesia. SBM 2 kali dan SIMAK UI sudah pernah dicoba. Pokoknya segala cara udah saya coba buat masuk ke sana. Karena belum rezeki saya beralih mendaftar di Universitas Bina Nusantara atau Binus.
Saya ambil jurusan Master of Management. Itu program Mastertrek, dari S1 langsung tembus ke S2 dalam jangka waktu 4,5 tahun, dengan gelar SE dan MM, Sarjana Ekonomi dan Master Manajamen.
Saya cari sendiri infonya dan dapet di Web Admisi Binus. Kemudian ada pilihan untuk pengambilan beasiswa. Ada banyak programnya, salah satuya mastertrek yang saya ikuti. Lalu saya memasukkan berkasnya, mulai dari foto-foto yang saya juga pakai untuk daftar SBM, kemudian rapot-rapot yang pernah diupload di SBM juga, kemudian biodata.
ADVERTISEMENT
Lama setelah itu, ada pengumuman bahwa akan dilaksanakan ujian untuk memasuki tes beasiswa. Saya dapet informasi untuk lanjut ke bagian daftar ulang. Saya isi formulir bebas narkotika, kriminal, dan lain sebagainya. Kemudian saya diminta ikut tes interview, tapi belum diumumkan waktunya kapan karena tesnya memang mendadak.
Saat itu, interviewnya ternyata malam hari. Sebelumnya saya gak tau sama sekali kalau hari itu ada tes interview. Singkatnya, saya mau tidur. Tiba-tiba sebuah panggilan suara masuk di hp saya.
“Halo, selamat malam.”
“Iya, selamat malam.”
“Ini dari Universitas Bina Nusantara.”
“Oh iya. Ini tes interview, ya?” saya tanya.
“Iya betul. Saya minta waktunya 5 menit untuk tes interview”, kata suara di seberang sana.
ADVERTISEMENT
Yang bikin saya gak habis pikir adalah, saya cuma ditanya 2 pertanyaan. “Kenapa anda memilih Bina Nusantara?” dan “Setelah lulus dari Bina Nusantara apa yang ingin anda capai?”, hanya itu, gak sampai 5 menit.
Saya jawab jujur saja dengan jawaban yang sesuai dengan keinginan saya. Saya ingin menjadi entrepreneur dan berbakti pada bangsa, menghasilkan sesuatu untuk bangsa ini.
2 hari setelahnya, tepatnya saya mendapat kabar bahwa sudah bisa dicek untuk hasil tes interviewnya. Saya cek, dan Alhamdulillah, inilah rezeki dari Allah buat saya yang saya tunggu selama ini.
Hasil yang saya rasa cukup cepat dengan proses yang gak terlalu rumit. Saya cuma mengikuti instruksi yang ada. Bahkan beberapa instruksi yang ada di website Binus berbeda dengan informasi yang saya dapatkan langsung. Contohnya tes tadi.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu beberapa lama, saya tak kunjung diminta melakukan suatu tes, hanya interview singkat tadi saja. Saya cuma ikuti saja instruksinya, ga menanyakan yang lain apalagi membantah hehehe.
Allah itu memang gak akan pernah gak mendengar permintaan hambanya. Ayahanda Yusuf Mansur selalu mewejangkan amalan-amalan pengabul hajat, khususnya bagi kita yang ingin masuk perguruan tinggi. Tapi, gak cuma masuk peguruan tinggi saja yang beliau selalu dorong untuk dijadikan target, namun juga bagaimana suatu saat kita bisa memiliki perguruan tinggi itu sendiri. Semangat yang jadi motivasi ganda, sehingga jalannya terasa mudah.
Salah satu amalan yang sudah semenjak masuk ke kelas 10 saya lakukan adalah Riyadhoh 40 hari. Saya berpuasa. Tapi gak cuma sendirian, karena kata ayah Yusuf pun permintaan lebih cepat terkabul kalau amalannya dikerjakan bersama-sama.
ADVERTISEMENT
8 orang teman dekat yang sejak saya masuk Organisasi Santri Daarul Qur’an kami telah bersahabat. Beberapa dari kami juga sering berada di satu lingkup, seperti satu kamar dan lain-lain. Yang bikin saya senang dan semangat menjalankan riyadhohnya adalah ternyata banyak juga yang tertarik lalu ikut join bersama kami. Sampai satu Angkatan kami pun banyak yang ikutan.
Sahur dan buka puasa bareng kayak suasana Ramadhan. Beberapa ada yang beli sendiri, ada juga yang nitip. Kami juga berbuka dan makan sahur di satu tempat yang sama. Alhamdulillah, dengan berjemaah membuat ngejalaninnya terasa mudah dan indah.
Sampai akhirnya takdir Allah yang lain datang. Pandemi yang tak kunjung usai sampai saat ini mulai merambah tanah air. Sesuai instruksi petinggi pesantren, seluruh santri menjalankan kegiatan belajar di rumah masing-masing. Saat itu, kami masih ada di pertengahan jalan beriyadhoh.
ADVERTISEMENT
Mulai timbul keraguan, apakah lanjut dengan riyadhoh ini atau engga. Beberapa dari kami akhirnya tumbang. ‘alaikum bil jama’ah itu memang nyata adanya. Sebetulnya justru gak ada godaan kalau di rumah, tapi kebersamaan yang menimbulkan suasana kondusif itulah yang tidak bisa ditemukan.
Tapi Allah punya jalannya. Saya juga belajar tentang Sulaiman Spirit yang jadi salah satu materi kegemaran Ayah Yusuf. Nabiyullah Sulaiman mampu bangkit dari kesusahannya bahkan menjadi orang terkaya seantero Jazirah Arab berkat kegigihan dan doa saktinya. Doa itu yang saya amalkan sampai saat ini.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi."
ADVERTISEMENT
Banyak yang meragukan kemampuan kita buat mencapai hal tersebut. “Itu kan nabi. Gak mungkin kita bisa sepeti itu.” Kalau kata saya mereka itu gak paham konteksnya aja. Karena judulnya aja “Spirit Sulaiman.” Memang kita gak bakalan bisa seperti para nabi, tapi semangat dan ketaqwaannya kan bisa kita contoh, dan justru itu juga kewajiban kita sebagai muslim. Spiritnya itu yang harus dibangun, hasilnya adalah urusan Allah SWT.
Bagi saya, itulah pentingnya doa dan ikhtitar. Jadi, buat siapa aja yang mau masuk perguruan tinggi atau punya keinginan apapun, Bismillah, bisa pakai doa Nabi Sulaiman ini. Ikhtiar aja dulu, masukin berkas ke manapun dan jangan malu apalagi pesimis.
 Diceritakan Oleh: Aldi Bin Syamsul Kamal, Alumni Pesantren Daqu Tangerang Angkatan 10, Peraih Beasiswa Kuliah Mastertrek sampai Lulus S2 Universitas Bina Nusantara
ADVERTISEMENT