Dua Pesan Gus Fahmi Kepada Santri Daarul Qur’an

Konten dari Pengguna
17 Juli 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua Pesan Gus Fahmi Kepada Santri Daarul Qur’an
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pengasuh Pesantren Tebuireng yang juga cucu dari Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, K.H Fahmi Amrullah Hadzik berkunjung ke rumah K.H Yusuf Mansur dan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang pada Sabtu sore (17/08).
ADVERTISEMENT
Kedatangan Kiai yang akrab dipanggil Gus Fahmi ini selain untuk silaturahim ke K.H Yusuf Mansur dan keluarga juga untuk bertemu santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang. Beliau pertama datang berkunjung ke rumah K.H Yusuf Mansur untuk bersilahturami dengan Kyai Yusuf dan keluarganya. Kemudian setelah berbincang-bincang, beliau pun beranjak menuju Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang dengan ditemani oleh Kyai Yusuf dan kawan-kawan.
Di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, sebelum bertemu para santri, Gus Fahmi berziarah ke makam kedua orang tua Kiai Yusuf dan Syaikh Ali Jaber. Seusai ziarah beliau menghadiri pembacaan dzikir istighosah dan pengajian kitab Adab Al-'Alim wal Muta'allim yang ditulis oleh almarhum Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.
Setelah pembacaan dzikir dan istighosah Gus Fahmi memulai kajian kitab Adab Al-'Alim wal Muta'allim, yang berisi nilai-nilai adab yang seharusnya dimiliki mereka yang menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
Dalam kajian ini, Gus Fahmi membahas bab 2 dari kitab tersebut, yakni  Adab Seorang Santri Terhadap Dirinya Sendiri.
Yang pertama ialah seorang santri hendaknya membersihkan hati dari segala hal yang bisa mengotorinya seperti dendam ataupun dengki. Jikalau menyelesaikan masalah seperti itu saja tidak bisa, bagaimana nanti kedepannya saat dihadapkan dengan masalah yang lebih besar?
Kemudian yang kedua adalah seorang santri hendaknya memiliki niat yang bagus supaya bisa mendapatkan rido dari Allah Swt. Cara mendapatkan rido-Nya bukan hanya dari belajar, tetapi juga dengan berkhidmat pada guru. Ya, untuk seorang santri tidak hanya cukup akal saja. Tetapi santri juga harus berkhidmat pada gurunya.
“Ilmu memanglah mahal, namun berkah itu lebih mahal dari pada ilmu” tegas Gus fahmi kepada para santri.
ADVERTISEMENT
Lalu, yang ketiga yakni, hendaknya kita semua menuntut ilmu di masa-masa muda. Karena di masa muda inilah waktu dimana kita bisa benar-benar menerapkan ilmu-ilmu kita.
“Jangan sampai tertipu dengan tipuan menunda-nunda dan angan-angan. Semuanya butuh usaha dan istiqomah. Jika terus berangan-angan tanpa adanya usaha, itu sama saja bohong. Tidak akan ada hasil apapun darinya” urai Gus Fahmi
Lalu yang terakhir, terimalah dengan apa pun yang ada di pesantren. Mau itu mulai dari fasilitasnya, makanannya, dan hal-hal lain. Kita harus menerima dan bersyukur dengan apa yang ada.
“Yang terpenting di pesantren itu adalah adab dan akhlak kita. Jika ada dan akhlak kita sudah baik maka masuknya ilmu akan semakin mudah”
Gus Fahmi mengingatkan bahwa para santri yang saat ini sedang mondok merupakan calon-calon pemimpin di masa depan nanti. Banyak sekali pemimpin di zaman sekarang ini yang berilmu dan cerdas. Namun, kebanyakan dari mereka tidak beradab dan akhirnya menjadi pemimpin yang buruk.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, santri-santri diajarkan adab dan akhlak yang baik agar kelak nantinya bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang hebat di masa depan.
Oiya, dalam kesempatan ini Gus Fahmi juga memberikan ijazah dzikir istighotsah Alhasyimiyah yang diharapkan bisa menjadi bekal ruhani keluarga besar Daarul Qur’an.
Penulis: Ihsan Fadhil (Santri Kelas 11)