news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Hafiz Daqu Takhassus: Kenal Lewat Brosur Hingga Lanjutkan Mimpi Kakak

Konten dari Pengguna
2 Agustus 2022 10:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Santri Pesantren Daqu Takhassus berbaris sebelum menaiki panggung wisuda.
zoom-in-whitePerbesar
Santri Pesantren Daqu Takhassus berbaris sebelum menaiki panggung wisuda.
ADVERTISEMENT
30 Juni 2022, adalah waktu yang ditunggu bagi 82 santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus di seluruh cabang di Indonesia. Mereka resmi dinyatakan lulus pendidikan di pesantren bebas biaya tersebut. Selain lulus, para santri ini juga sukses menghafal Al-Qur’an baik 30, 15, 10, ataupun 5 juz.
ADVERTISEMENT
Tiga orang santriwati bahkan ditalqi langusng oleh Syaikhoh di atas panggung wisuda di Pesantren Daqu Takhassus Cikarang, Jl. Kakalia Raya, Jayamukti, Kec. Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ketiganya mewakili puluhan ananda lain yang bergelar hafizh dan mutqin.
Menjaid hafizh Qur’an menjadi tujuan utama para santri mondok di sini. Dengan fasilitas yang lengkap serta tanpa biaya, mereka bisa memaksimalkan waktu untuk terus menghafal Al-Qur’an. Kisah-kisah kala menghafal pun berseliweran. Ada yang benci jadi cinta, dirundung penyesalan tak berujung, hingga bak bertemu dewi fortuna di tengah badai.
Santri Daqu Takhassus saat membacakan janji wisudawan.
Hilmi Nizar Harisi misalnya. Santri asal Jember dari Pesantren Daqu Takhassus cabang Tegal ini mengaku tak tahu menahu pesantren ini. Bahkan dirinya tengah bersiap mencari sekolah setingkat SMA di sekitar kediamannya. Apalagi Hilmi juga lulusan salah satu skeolah swasta setempat.
ADVERTISEMENT
Sampai suatu ketika sang bunda memberikannya sebuah brosur yang berisi informasi pendaftaran Pesantren Daqu Takhassus. Sang bunda kemudian meyakinkan Hilmi untuk mendaftar. Dari lubuk hati hati Hilmi, dirinya merasa Allah SWT mengabulkan keinginan orang tuanya sekaligus doanya sendiri untuk menjadi penghafal Qur’an.
Keberuntungan tersebut tak disia-siakan. Ia mendaftar. Dan tanpa dinyana, ia ditempatkan di Pesantren Daqu Takhassus Tegal.
Penghargaan diberikan KH Ahmad Jamil bagi santri berprestasi.
“Awalnya bagi saya, seperti anak yang sebelumnya sekolah umum, rasanya pasti seperti dikekang. Tapi, saya pasti minta doa ketika nelefon sama orang tua. Pasti minta doa semoga dimudahkan, diberkahin. Alhamdulillah berhasil diwisuda saat ini,” ujar Hilmi mengenang masa tresbeut.
Kini dirinya telah menjadi hafizh Qur’an seperti harapan sang bunda juga cita-citanya. Misi selanjutnya ialah menjaga sekaligus membumikan kalamullah ini.
ADVERTISEMENT
Jika Hilmi punya cita-cita menjadi penghafal Qur’an sebab keinginan sendiri, beda dengan Putri Fatimah Azzahra. Santri yang biasa disapa Putri asal Kuningan, Jawa Barat, ini punya kisah unik dalam perjalanannya menghafal Al-Qur’an di Pesantren Tahfizh Daraul Qur’an.
Awalnya, masuk pondok, khususnya Daarul Qur’an adalah keinginan sang kakak. Sang kakak pula yang bercita-cita mejadi penghafal Al-Qur’an. Saat itu, Putri hanya bersekolah di sekolah umum.
Segala persyaratan untuk pendaftaran telah berusaha dipenuhi sang kakak. Qadarullah, karena satu dan lain hal, sang kakak dipastikan tidak bisa masuk pondok.
Sang kakak, yang dipanggil “teteh” oleh putri, kemudian menyerahkan impiannya pada Putri.
“Kamu tuh bisa Put, kamu tuh punya banyak potensi dan kamu punya basic di menghafal Qur’an. Jadi teteh harap kamu tuh ikutin kemauan teteh biar bisa masuk Daarul Qur’an,” ujar Putri menirukan ucapan sang kakak.
KH Ahmad Jamil memberikan wejangan bagi para wisudawan-wisudawati.
Awalnya memang berat. Apalagi Putri khawatir mendapatkan pondok yang jauh dari rumahnya. Namun, resiko tersebut bukanlah penghalang bagi seorang yang bercita-cita menjadi hafizhah Qur’an. Dengan mantap hati, ia mendaftar di Pesantren Daqu Takhassus.
ADVERTISEMENT
“Dari situ semua persyaratannya, semua yang ngatur-ngatur sampai ana bisa masuk tahassus karena kakak ana. Alhamdulillahnya ana ditempatin di Takhassus Tegal yang jaraknya gak jauh banget dari rumah,” terang Putri.
Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlewati. Putri berhasil mewujudkan impian sang kakak yang kini jadi cita-citanya juga, sekaligus menepis kekhawatiran akan jarak yang membentang antara pondok dengan rumahnya.
Di pondok pun makin kerasan sebab suasana kekeluargaan kental terasa. Menurut Putri, para asatidzah di sana juga dengan sabar dan ikhlas membimbing para santri dalam menghafal. Sabar dan ikhlas itu pun yang selalu ditanamkan Putri dalam hatinya, hinagga ia lulus kini.
Keceriaan dan kekompakan tak akan pupus meski raga tak lagi bersama.
Sabar dan ikhlas itu pula yang membuat kakaknya bangga karena sang adik mampu mewujudkan impiannya. Lebih dari itu, Insya Allah, pencapaian ini juga bermanfaat bagi seluruh yang berada di dekat Putri.
ADVERTISEMENT
“Semoga ana bisa istiqomah dalam menjaga hafalan Qur’an. Ana bisa mengamalkan segala ilmu yang ana dapatkan dan bisa menjadi contoh bagi teman-teman di luaran sana,” tukas Putri.