Kita Berbeda Bukan untuk Saling Menghina, Tapi untuk Saling Mengenal

Konten dari Pengguna
5 Juni 2020 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebersamaan/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebersamaan/pixabay
ADVERTISEMENT
Suatu ketika sahabat Khalid bin Walid, Abdurrahman bin Auf, Bilal, dan Abu Dzar sedang berkumpul di dalam majelis, sementara Rasulullah saw tidak bersama mereka.
ADVERTISEMENT
Mereka sedang membicarakan satu topik yang serius hingga Abu Dzar menyampaikan pendapatnya, “Aku mengusulkan agar pasukan diperlukan demikian dan demikian.”
“Tidak, itu adalah usulan yang salah” Bilal menyanggah.
“Beraninya engkau menyalahkanku, wahai anak wanita berkulit hitam?” Abu Dzar berkata.
Bilal terkejut dan marah. Ia langsung berdiri sambil berkata, “Demi Allah, aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW,” lalu Bilal pun pergi kepada Rasulullah saw.
Bilal pun menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada Rasulullah saw. Mendengar kisah tersebut Rasulullah marah dan air mukanya berubah.
Khawatir, Abu Dzar mendatangi Rasulullah dan berkata, Wahai, Rasulullah. Assalâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.”
Rasulullah pun bersabda, “Wahai, Abu Dzar. Engkau telah menghinakannya dengan merendahkan ibunya. Di dalam dirimu terdapat sifat jahiliyah.” (HR. Bukhari).
ADVERTISEMENT
Abu Dzar terkejut dengan jawaban Rasulullah. Ia langsung menangis dan menghampiri Rasulullah, lalu berkata,
“Wahai, Rasulullah. Beristigfarlah untukku. Mintakanlah ampunan dari Allah untukku.” Kemudian dia keluar dari masjid sambil menangis. Ia menghempaskan pipinya ke atas tanah dan berkata,
“Demi Allah, wahai Bilal.  Aku tidak akan mengangkat pipiku, kecuali engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkaulah orang yang mulia dan akulah yang hina.”
Dari kisah di atas kita bisa belajar bahwa perbedaan baik itu suku dan warn kulit bukan alasan untuk saling menghina, sebaliknya kita berbeda suku, warna kulit dan bahasa itu untuk saling mengenal.
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)
ADVERTISEMENT
Ayat di atas menurut para mufasir melarang kita, manusia, untuk berbangga diri dengan nasab, warna kulit, suku dan dari daerah mana berasal. Sebaliknya dengan perbedaan tersebut kita diminta untuk saling mengenal agar sempurna kegiatan sosial kita menjadi lebih baik.
Selain itu rasisme juga bertentangan dari tauhid yang kita yakini. Kalimat Laa Ilaaha Illallah punya makna meniadakan superioritas apapun kecuali Allah swt dan meniadakan supremasi kulit hitam dan putih serta orang Arab atau non Arab.
Maka, mulai sekarang mari kita hargai segala perbedaan buat saling mengenal dan memahami bukan untuk saling bermusuhan yang justru akan membuat kerusakan di muka bumi.