Mahasiswa, Tugas Akhir dan Jamur Kriwil

Konten dari Pengguna
4 September 2020 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jamaluddin dan alat pakan burung yang dibuatnya
zoom-in-whitePerbesar
Jamaluddin dan alat pakan burung yang dibuatnya
ADVERTISEMENT
Menjadi pengusaha bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika usaha tersebut dilakukan berbarengan dengan menjadi mahasiswa. Waktu yang dimiliki pun harus dibagi antara mengurus bisnis dengan tumpukan tugas kuliah, itu pun belum lagi jika ujian semester tiba.
ADVERTISEMENT
Jamaludin, mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Antar Bangsa tak berpuas diri untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. Malah pria kelahiran Tegal ini baru saja merampungkan sidang Kuliah Kerja Praktek (KKP) nya saat ditemui.
Beliau menciptakan alat sederhana bagi pecinta burung yaitu pemberi alat pakan otomatis yang dipresentasikan di hadapan penguji di sidang kuliah.
Pria yang akrab disapa Jamal ini menuturkan tak mudah menjalani peran menjadi mahasiswa sekaligus pengusaha yang juga menjadi kepala keluarga di rumah sembari mendidik 2 orang anaknya. “Harus pintar pintar bagi waktu Mas,tapi kalau sudah terbiasa jadi lebih mudah dijalani”, tambahnya.
Saat ini Jamal memiliki usaha yang tengah laris dipasaran, sering kita cicipi panganan nya yaitu jamur kriwil. Panganan berbahan utama jamur ini tengah menjadi primadona di tengah masyarakat. Tidak main main, usahanya tersebut sudah memiliki hampir 300 cabang. “Tadinya mau iseng buka sendiri aja Mas,tapi kita jajal buka kemitraan, ya Alhamdulillah malah makin banyak yang mau jadi franchise kita”, ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lantaran melihat peluang usaha masih terbuka lebar, pria yang memiliki 12 orang karyawan terus gencar membuka kemitraannya. Meski tidak mematok target jumlah, namun ia berharap bisa tersebar di berbagi wilayah, khususnya Jabodetabek.
Jamal mewajibkan mitranya untuk membeli bahan baku dari pusat yaitu bumbu olahan. Ia khawatir jika mengambil dari tempat lain untuk pasokan, kualitasnya akan berbeda dari standar yang ditetapkan oleh Mahasiswa yang mengambil Prodi Teknik Informatika di STMIK Antar Bangsa ini.
Setiap bulannya, mitra diperkirakan bisa menghabiskan bahan baku hingga 50 kg dan bisa lebih jika lokasi dan tempatnya cukup ramai. Mitra pun bisa membeli jamur dari pihak pusat seharga Rp.40.000 per kilo nya.
Mahasiswa yang sudah memiliki 2 anak ini sudah sangat senang kuliah di Kampus IT nya Daarul Quran. “Disini saya ketemu orang orang sholeh Mas”, Ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk Sukses menjalankan bisnisnya, Jamal tidak mengenal kata menyerah dan terbiasa bekerja keras. Jika memang mau ga ada alasan gak punya waktu. Doa dan usaha tetap menjadi yang utama.
Terakhir Jamal berpesan untuk seluruh mahasiswa STMIK Antar Bangsa agar mengaplikasikan ilmu nya ke dunia usaha,menciptakan lapangan kerja guna memutus rantai pengangguran.
Sebagai Kampus IT nya Daarul Quran STMIK Antar Bangsa memadukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta Daqu Method yang diantaranya Shalat berjamaah,jaga hati dan jaga sikap agar para mahasiswa memiliki cita cita setinggi langit tapi sifat membumi.
Dikisahkan oleh, Jamaluddin, Alumni STMIK Antar Bangsa.