news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Masuki Usia ke-14, STMIK Antar Bangsa Semakin Membanggakan

Konten dari Pengguna
28 Juli 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Masuki Usia ke-14, STMIK Antar Bangsa Semakin Membanggakan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kampus Pertama Daarul Qur’an
Para Pimpinan Daarul Qur’an menyambut gembira sebuah hari bersejarah. Di hari itu, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa, Kampus IT-Nya Daarul Qur’an, pimpinan H. Tarmizi Ashidiq, M.Ag., merayakan milad ke 14.
ADVERTISEMENT
Mereka paham betul bagaimana sepak terjang STMIK Antar Bangsa yang dahulu bergelar Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIK). Bahkan berdirinya berbagai kampus Daarul Qur’an dimulai dari kampus ini. Seperti yang diungkap Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an sekaligus Pembina Yayasan Putra Putri Bangsa, yayasan yang menaungi STMIK Antar Bangsa, KH Ahmad Jamil, S.E., M.A.
Saat ini Daarul Qur’an punya 3 kampus. Selain STMIK Antar Bangsa, ada juga Institut Daarul Qur’an (Idaqu) serta Universitas Mahakarya Asia (Unmaha).
Sebagai kampus pertama, STMIK Antar Bangsa turut andil dalam perkembangan dua kampus Daarul Qur’an lain. Hal tersebut diakui oleh Rektor Idaqu, Dr. M. Anwar Sani. M.E. Dirinya yang juga menjabat Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Zakat dan Wakaf mengisahkan bahwa saat ini banyak sivitas akademik STMIK Antar Bangsa ikut mengelola kampus yang ia pimpin.
ADVERTISEMENT
STMIK Antar Bangsa seolah menjadi ladang subur bercocok tanam, dari belajar, bertani, hingga menyemai hasil. Proses tersebut dirasakan para pimpinan Daarul Qur’an, seperti kata Ustadz Tarmizi yang memimpin kampus ini sejak hampir dua tahun lalu. Banyak hal dipelajari di sini dan akan menjajaki untuk melebur tiga kampus tersebut menjadi sebuah pusat peradaban, Universitas Daarul Qur’an.
Lebih dari Perayaan Milad
Tuturan kisah dari para pimpinan Daarul Qur’an itu tertuang pada perayaan Milad STMIK Antar Bangsa, Selasa (27/7/2021). Acara digelar virtual serta disiarkan langsung di Youtube Channel STMIK Antar Bangsa. Acara ini merupakan puncak acara perayaan milad STMIK Antar Bangsa.
Kemeriahan sudah terasa sehari sebelumnya, ditandai dengan sebuah seminar. Bukan main-main, seminar ini diisi oleh pakar internasional yang membahas masa depan Artificial Intelegence (AI) dan Digital Currency di bidang pendidikan dan industri.
ADVERTISEMENT
Para pembicara di antaranya Insinyur Abdallah Waddah Al-Mutairi. Pria Yordania yang lama tinggal di Indonesia untuk mengambil gelar Magister Teknik Mekatronika di Swiss German University, Tangerang. Ia juga lulusan Philadelphia University, Yordania. Belum lama, ia menciptakan ventilator portable dan dihibahkan untuk kebutuhan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Ada juga pakar dari negeri Jiran, Malaysia. Seorang peneliti AI dari International Islamic University Malaysia (IIUM), Dr. Noor Afzan Binti Salleh. Makin menarik dengan pembahasan dari Rektor Unmaha, Ferro Ferizka Aryananda, M.Sc, MBA serta Direktur RLC dan Sumber Daya Manusia Paytren Group, Ardian Asmar.
Acara ini bagian dari kontribusi STMIK Antar Bangsa untuk Indonesia. Hadirnya para pakar diharapkan mampu memantik kreatifitas, terutama para anak muda, demi kemajuan negeri. Kalau kata Kyai Jamil, yang penting terus bergerak. Berusaha memberikan yang terbaik.
ADVERTISEMENT
“Nanti Allah hadirkan sesuatu yang serupa, atau lebih, atau bahkan tidak diapresiasi. Tidak apa-apa. Waktu yang akan membuktikan kerja keras, kesungguhan, niat kita dalam bekerja,” tuturnya mengawali rentetan kisah yang diceritakan para pimpinan Daarul Qur’an di perayaan tersebut.
Kerja keras memberi yang terbaik selama 14 tahun perlahan mulai memanen buahnya. Seperti sekarang, saat situasi tak terkendali imbas wabah yang masih bergulir. Selaku Ketua Yayasan, Kyai Jamil tentu mengerti bagimana strugglenya STMIK Antar Bangsa menghadapi keadaan ini. Kemudahan pun datang. Sehingga di saat seperti ini, STMIK Antar Bangsa malah terus berevolusi menuju kesempurnaan.
“Bukan hal yang mustahil, kalau kita tidak merasa bosan. Jika kita tidak pernah merasa bosan minta sama Allah. Yang kedua, tidak pernah merasa capek,” kata Kyai Jamil.
ADVERTISEMENT
Terdapat perbedaan antara capek dan merasa capek. Menurut Kyai Jamil, ketika kita bekerja keras maka capek itu wajar. Namun, merasa capek, ada kaitannya dengan niat. Kalau hati sudah tak sudi, sulit merubah situasi. Maka, istiqomah memohon pertolongan Allah SWT menjadi solusi.
Ustadz Sani yang berpengalaman berkecimpung dan memimpin berbagai lembaga di Indonesia, mengamini perkataan Kyai Jamil. Kata beliau, sejatinya, tantangan terbesar sebuah lembaga datang dari diri sendiri. Perlu pengalaman untuk menangani beragam masalah yang menghampiri. Dan di usia STMIK Antar Bangsa saat ini, “Insyaallah waktunya menikmati kesuksesan, keberkahan, kemuliaan,” tuturnya.
Berawal dari Visi KH Yusuf Mansur
Saat ini STMIK Antar Bangsa punya 2 Program Studi, Sistem Informasi (SI) dan Teknik Informatika (TI). Keduanya berbasis pengaplikasian teknologi. Ini dibutuhkan seiring perputaran dunia menuju era digital. Hal ini pun menjadi tujuan visioner seorang Pimpinan Umum Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur.
ADVERTISEMENT
Beliau pula lah yang mengawali masuknya Daarul Qur’an ke dunia kampus. Ketertarikan dan visi akan teknologi membuat beliau gatel ingin berkontribusi bagi bangsa ini. Di samping, beliau juga pernah berkecimpung di berbagai keahlian komputerisasi yang bersentuhan dengan teknologi.
STMIK Antar Bangsa pertama kali beliau serahkan pada Kyai Rohimi, seorang kyai yang sekarang mengabdi pada salah satu pesantren di Indramayu, Jawa barat. Kyai Rohimi juga hadir di perayaan Milad STMIK Antar Bangsa.
Pada kesempatannya berbicara, Kyai Yusuf mengungkap kisah menggembirakan. Beliau berujar, tayangan live streaming yang di masa pandemi begitu menjamur juga ada peran Daarul Qur’an dalam mempopulerkannya. Harapannya, para mahasiswa dan lulusan STMIK Antar Bangsa bisa terus mengupdate inovasi teknologi ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, saat ini pun para mahasiswa sudah berinovasi di bidang teknologi, salah satunya dengan peluncuran aplikasi online shop bernama Abang. Aplikasi ini dibuat oleh mahasiwa TI. Aplikasi ini didesain khusus membantu UMKM memasarkan produknya. Istimewanya, di sini para pegiat UMKM juga akan mendapat materi dan mentoring untuk pengembangan usahanya.
Hal tersebutlah yang diharapkan Kyai Yusuf dalam visinya. Selain memacu kreatifitas, tujuannya harus bermanfaat bagi banyak orang.
“Sesungguhnya kita ini sudah banyak punya, memberi, pada bangsa, Izin Allah SWT. Sebaik-baiknya manusia yang banyak manfaatnya buat manusia lain. Mudah-mudahan bisa terus tumbuh,” terang beliau.
Kini, STMIK Antar Bangsa semakin siap menelurkan para pakar teknologi. Harapan yang sama seperti diucapkan oleh “Guru Besar” Daarul Qur’an, KH Ahmad Kosasih, M.A., yang saat ini menjadi Ketua Dewan Syari’ah Daarul Qur’an. Dari rahim kampus ini kelak lahir wadah-wadah pengembangan teknologi lainnya.
ADVERTISEMENT
Tentu semua harus berjalan di atas trek Daarul Qur’an dalam gerbong dakwahnya. Seperti kata Ustadz Tarmizi, “biar nanti sejarah yang menulis kalau STMIK Antar Bangsa merupakan lembaga pendidikan yang memiliki ruang kontribusi besar bagi perkembangan Al-Qur’an dan pendidikan anak bangsa.”