Pesantren Daqu Jadi Model Pesantren Mandiri Kemenag

Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 9:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para peserta pelatihan saat berkeliling melihat unit usaha di Pesantren Daqu.
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta pelatihan saat berkeliling melihat unit usaha di Pesantren Daqu.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 31 perwakilan pesantren dari berbagai penjuru negeri hadir dalam Pelatihan Kemandirian Pondok Pesantren (pontren) Angkatan 3 oleh Kementerian Agama (Kemenag) dengan agenda studi lapangan ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang, Kamis (14/10).
ADVERTISEMENT
Pembukaan acara digelar di aula Al-Fath, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Sebelumnya, peserta pelatihan sudah mendapat materi yang digelar di Sol Marina Hotel Serpong, Tangerang Selatan, sejak 11 Oktober lalu. Pelatihan akan berlanjut hingga 17 Oktober 2021 mendatang.
Ustadz Tarmizi menjelaskan strategi menuju kemandirian pesantren yang dilakukan Daarul Qur'an.
Daqu Bisnis Nusantara (DBN) sebagai unit usaha mandiri Daarul Qur’an ditunjuk sebagai panitia acara. Hadir di sana Direktur DBN, Ustadz Murdiyanto. Selain itu, Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Ekonomi, Ustadz Tarmizi Ashidiq, turut mendampingi acara yang dibuka dengan ramah tamah itu. Selanjutnya hadir pula Pengasuh Pesantren Daqu Tangerang, Ustadz Syaiful Bahri.
Pihak Kemenag diwakili oleh Kasub Direktorat Pendidikan Al-Qur’an PP Pontren Kemenag, Dr. H. Mahruz Elmawa, MA. Ia didampingi oleh H. Muh Tamam selaku Kasibbid Diklat Teknis Kemenag.
ADVERTISEMENT
Sambutan pertama datang dari H. Tamam. Ia berterima kasih sekaligus berpesan pada para peserta untuk bisa mengeruk ilmu sebanyak-banyaknya dari acara ini.
“(Setelah acara ini) diharapkan kita bisa memiliki pengelolaan pesantren yang lebih baik lagi,” tuturnya.
Peserta pelatihan diminta mengambil ilmu sebanyak-banyaknya.
Sejalan dengan H. Tamam, Dr. Mahruz juga berharap pengelolaan pesantren di Indonesia nantinya bisa lebih baik terutama perihal kemandirian.
Secara khusus ia ingin melihat bagaimana Daarul Qur’an mampu mengelola program Tahfizhul Qur’an secara online dengan baik lewat Pesantren Qubah (Qur’an dan Bahasa) serta Qur’an Call. Sebagai institusi dengan ciri khas hafalan Al-Qur’an, Daarul Qur’an ia apresiasi karena dinilai berhasil menyuburkan potensi Tahfizh Qur’an di Indonesia.
“Maka sudah semestinya pesantren itu Fiddiini waddunya wal akhiroh, bisnis dan ibadah sejalan. Kita harus melihat potensi apa yang ada lalu dikembangkan,” jelas Dr. Mahruz.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sebagai langkah menuju pesantren yang mandiri, Ustadz Tarmizi menuturkan bahwa Daarul Qur’an membuat Direktorat Ekonomi yang ia pimpin saat ini. Dari sana, dua aspek pengelolaan ekonomi digulirkan, yakni internal dan eksternal.
“Gimana caranya ekonomi di sini digali. Maka dibuatlah DBN. Potensi besar itu kita buat di Direktorat Ekonomi yang sifatnya internal, maka seluruh kebutuhan santri semuanya dari bisnis internal,” terang Ustadz Tarmizi.
Dr. Mahruz mengapresiasi Pesantren Daqu terkait program tahfizh qur'an online.
Ia melanjutkan, “(dengan aplikasi) My Daqu, semua santri Cashless, hanya menggunakan kartu pelajar. Laundry bisa kita kembangkan dengan pemberdayaan ibu-ibu sekitar pesantren. Sekarang lagi buat tim pembuatan buku ajar, untuk buku-buku para santri, ada sekitar 20 buku yang disiapkan.”
“Di eksternal kita siapkan bisnis yang bisa bermanfaat buat masyarakat luas. Yang eksternal ada paytren, travel, dsb,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ustadz Tarmizi juga menjelaskan kalau sejatinya pesantren merupakan institusi yang teruji di segala kondisi. Ia mencontohkan, kala pandemi berlangsung, pesantren bisa survived dari segi pembelajaran maupun ekonomi. Contoh tersebut menjawab pertanyaan mengapa pengelolaan ekonomi secara mandiri oleh pesantren diperlukan.
Barbershop menjadi salah satu usaha mandiri di Pesantren Daqu.
“Kita juga belajar dari pesantren senior, karena usia Daqu baru 18 tahun, maka kita harus banyak belajar. Program-program ini sudah banyak juga dilakukan oleh pesantren-pesantren, lalu kita ikuti dan modifikasi. Karena banyak hal yang harus dikembangkan dengan potensi yang luar biasa,” ujarnya sekaligus menutup acara pembukaan tersebut.
Selanjutnya para peserta diajak berkeliling pesantren untuk melihat pengelolaan ekonomi yang dilakukan Pesantren Daqu di kalangan internal. Seperti maksud utamanya, diharapkan ada inspirasi yang lahir dari acara ini dengan tujuan memajukan pesantren di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT