Konten dari Pengguna

Rukun Islam dan Akhlak

9 September 2022 9:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rukun Islam dan Akhlak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jumat (2/9), Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang kedatangan seorang tamu spesial dari Yaman yang akan mengisi tausiah dihadapan santri. Tamu tersebut adalah Syaikh Dr. Yasir Asy-Syuhairi.
ADVERTISEMENT
Beliau merupakan pakar hadits sekaligus imam dan khatib di Kementerian Auqaf sekaligus pendiri Darul Hadits Lil Irtsi An Nabawi Di Tarim, Yaman
Dalam tausiyahnya beliau berpesan kepada para santri bahwasanya Islam mengajarkan pada kita untuk berakhlak yang baik, dan sebaik-baiknya akhlak adalah akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur’an.
Beliau mengutip hadits saat Aisyah ra, ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran” (HR Muslim).
“Satu alasan mengapa Nabi Muhammad saw diutus ke Bumi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia” tegasnya.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa hukum-hukum dalam Islam dibagi menjadi tiga, yakni hukum ‘amaliah atau praktek yang kajian utamanya adalah ilmu fiqih. Kemudian ada hukum i’tiqadiyah atau keyakinan, yang kajian utamanya adalah ilmu Tauhid, dan yang terakhir ada hukum Ihsan.
ADVERTISEMENT
Ketiga hal ini terdapat dalam sebuah hadits panjang, yang disebut sebagai hadits Jibril karena berisi percakapan antara Rasul dan Malaikat Jibril berkaitan tentang Iman, Islam, Ihsan dan juga tanda-tanda akhir zaman.
“Ketiga hal ini harus saling melengkapi satu sama lain. Iman dan Islam tanpa ada Ihsan-nya, tidak ada nilainya. Begitu juga dengan Ihsan saja, tanpa Islam, tanpa Iman, maka kosong” ujarnya.
Hubungan erat antara ketiga hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya adalah seperti rukun Islam, yang mana rukun Islam ini juga berkaitan tentang Iman dan Ihsan. Dan didalam semua rukun Islam seperti syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, semua itu ada kaitannya dengan akhlak.
Beliau pun menjelaskan bahwa dalam rukun Islam yang pertama, yakni syahadat, kalimat Laa Ilaha Illallah, tiada tuhan selain Allah, ada untuk memerangi kotoran paling besar dalam diri manusia yaitu perbuatan syirik, perbuatan menyekutukan Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Kemudian rukun Islam yang kedua, yakni shalat. Shalat merupakan Ibadah yang dapat membersihkan diri seseorang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.
Yang ketiga, zakat. Zakat merupakan suatu kegiatan yang bisa memerangi sifat buruk dalam diri manusia yakni, Al-Bukhl (pelit)  dan Asy-Syukh (serakah). Zakat dan sedekah juga merupakan perbuatan-perbuatan yang dapat membersihkan diri kita dari sifat-sifat tersebut.
Kemudian yang ketiga, puasa. Beliau berkata bahwa Allah Swt. pernah berfirman, “Barangsiapa yang berpuasa tetapi dia tidak bisa meninggalkan kata-kata yang kotor, ghibah dan perbuatan keji lainnya, maka Allah tidak membutuhkan mereka untuk meninggalkan makanannya.”
lalu rukun Islam yang terakhir, Haji. Haji sudah sangat jelas disebutkan dalam Al-Qur’an. Haji hanya terjadi di bulan-bulan tertentu, maka jika seseorang yang sedang menjalani Haji namun tetap berbuat keji atau berbuat dosa yang besar, hajinya bisa saja tidak diterima. Rasul pernah bersabda, “barangsiapa yang naik haji kemudian ia menjaga lisannya dan tidak berbuat dosa besar, maka dia akan kembali setelah  haji bagaikan terlahir kembali dari ibunya, bersih dari segala dosa-dosa.
ADVERTISEMENT
Terakhir, beliau kembali berpesan kepada para santri untuk bersyukur karena telah menjadi seorang penghafal Al-Qur’an yang menjadi tamu kehormatan di sisi Allah Swt, dan berada di tempat yang memberikan perhatian khusus pada Al-Qur’an, yaitu Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an ini.
Penulis: Ihsan Fadhil (11)