Serunya Belajar Al-Qur'an dan Bahasa Arab di Negeri para Anbiya

Konten dari Pengguna
11 Juni 2020 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serunya Belajar Al-Qur'an dan Bahasa Arab di Negeri para Anbiya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
​Jum’at 7 Februari 2020, Ustadz Saiful Bahri, Kepala Pengasuhan Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, didampingi oleh Kepala Biro Luar Negeri Ustadz Alim Gema, melepas 5 santri Daqu Ketapang yang akan mengikuti program Pelatihan (Dauroh) Al-Qur’an dan Bahasa Arab di Mesir. Program yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan ini bertempat di Ma’had Mualimil Qur’an, dibawah tanggung jawab Prof. Dr. Muhammad Imam Dawud selaku Direktur Institut Pengajaran Al-Qur’an dan Ketua Umum Islamic Center Umraniyyah, Giza, Mesir.
ADVERTISEMENT
​Perjalanan dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang menuju Cairo memakan waktu selama kuranglebih 12 jam ditambah waktu transit selama 3 jam di Abu Dhabi. Setibanya di Negeri Piramida, peserta dari tanah air yang berjumlah 21 orang (10 Asatidz dari Pesantren yang berbeda ditambah 5 santri Daqu dan 6 santri Tazakka) langsung disambut oleh Wakil Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir, Bapak M. Aji Surya. Wakil Dubes yang kerap disapa dengan panggilan ‘Pakde’ menyampaikan kepada para peserta untuk memasang target yang matang khususnya dalam dauroh ini, karena merupakan kesempatan yang langka untuk belajar secara langsung di negeri yang menerapkan Bahasa Arab sebagai bahasa sehari-harinya.
“Pasang target setinggi mungkin, buat planning yang baik, setelah itu eksekusi! Dengan cara minta tolong sama Allah, berdo’a! jangan Cuma usaha” jelas Pakde.
ADVERTISEMENT
​Total waktu kegiatan belajar mengajar (muhadoroh) perharinya adalah 8 jam, yang mana dibagi menjadi 2 waktu (4 jam untuk 1 kali muhadoroh), muhadoroh pertama dimulai dari jam 9 pagi hingga 1 siang lalu dilanjut jam 4 sore hingga 8 malam, semua itu dilaksanakan di perpustakaan Ma’had Mualimil Qur’an. Para Pengajar (mudaris) juga menggunakan Bahasa Arab yang mudah dipahami sehingga mampu memaksimalkan proses belajar-mengajar bagi peserta yang masih berada ditahap pemula maupun tingkat lanjut.
​Sesuai namanya, program ini lebih terfokus pada Al-Qur’an dan Bahasa Arab. Mata pelajaran yang dibahas terkait Al-Qur’an diantaranya ‘Nagham’ (Irama Qur’an), ‘Ahkamu tilawah’, ‘Tahsinu tilawah’, dan salah satu yang cukup menarik adalah ‘Nurul Bayan’ yaitu kaidah cara mengeja ayat-ayat Al-Qur’an sehingga kita mampu melafazkan huruf secara benar sekaligus mengetahui hukum-hukum tajwid. Adapun mata pelajaran terkait Bahasa Arab seperti ‘Kaidah Nahwu’, ‘Lugotul Hayatiyah’ (Bahasa kehidupan sehari-hari), ‘Maharotul Istima’ (keterampilan mendengar), ‘Maharotul Qiroat’ (keterampilan membaca).
ADVERTISEMENT
​Karena hari libur nasional Mesir jatuh pada hari jumat, setiap pekannya para peserta diajak untuk berkeliling melihat peninggalan sejarah Mesir. Diantaranya seperti Masjid Al-Azhar, Piramida Giza, Menyusuri Sungai Nile, Pasar Khan El-Khalili, Hadiqotul Azhar (Al-Azhar Park), Benteng Salahuddin Al-Ayubi, Museum Tahrir, National Military Museum Egypt, Masjid Sultan Hassan, Masjid Ali Pasha, Masjid Rifa’I, Masjid Ibnu Tulun, Egyptian Museum, tour Alexandria (benteng Qaitbay perpustakaan), juga Ziarah makam Auliya seperti Imam Waqi, Imam Syafi’ie, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Imam Al-Laith, Sayyidah Nafisah.
Dikisahkan oleh Muhammad Daffa Rajendra, Kelas X