Shigor Putra Pilihan Pendidikan Saat Pandemi

Konten dari Pengguna
24 Juli 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shigor Putra Pilihan Pendidikan Saat Pandemi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Menyekolahkan anak ke pesantren memang butuh pertimbangan mendalam bagi banyak orangtua. Berpisah dengan buah hati bukan perkara mudah, apalagi bila usianya terhitung masih kecil.
ADVERTISEMENT
Kegelisahan itu juga dirasakan Revi dan suaminya, Ferdiansyah. Keinginan mereka punya anak yang hafizh Qur’an kadang terkendala oleh perasaan. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyekolahkan anaknya, Arsaka Nabiha Bayanaka, di pesantren saat sang buah hati masuk usia SMP.
Hingga pandemi melanda dunia, termasuk Indonesia. Kebimbangan bergeser dari yang enggan berpisah jadi khawatir sang anak tidak mendapat pendidikan maksimal jika harus berlama-lama sekolah online. Keputusan pun berubah.
“Dengan pandemi saat ini, menurut saya, ini waktu yang tepat buat masukin anak saya ke pesantren. Paling aman dan nyaman,” terang Reva, saat ia bersama sang suami mengantar Arsaka masuk pondok barunya.
Survey yang pasangan suami istri ini lakukan akhirnya bertaut pada Shigor Putra, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Lokasinya tak jauh dari kediaman mereka, hanya sekitar 10 menit. Sampai sang anak akhirnya diterima sebagai santri baru Shigor Putra tahun ajaran 2021/2022.
ADVERTISEMENT
Momen menghantarkan buah hati tersebut terjadi di hari kedatangan santri baru Shigor Putra, Sabtu (24/7/2021). Sebelumnya, mereka mendapat himbauan agar tak membawa rombongan keluarga. Hal tersebut untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Shigor Putra memang berkomitmen menjaga kemananan dan kenyamanan para santri dalam belajar. Di samping itu, Shigor Putra terus berusaha memberikan pendidikan terbaik bagi para santri.
Shigor Putra tetap melaksanakan sekolah tatap muka dengan tanggung jawab mencegah penyebaran Covid-19. Para santri tak diperkenankan berada di luar lingkungan pesantren. Sebelum datang ke pondok mereka juga wajib menyerahkan hasil swab antigen di mana tes tersebut juga disediakan pihak Shigor Putra. Hal ini pun berlaku bagi para santri baru seperti Arsaka.
Asrama dan kelas telah didesinfektan. Para orangtua hanya diperkenankan mengantar anak hingga lapangan Yasin, tidak naik ke asrama yang ada di lantai 2-5 gedung Ad-Dhuha.
Penerapan protokol kesehatan ini semakin meyakinkan Reva dan Ferdi untuk melepas mondokkan sang anak.
ADVERTISEMENT
“Dan ini memang nyaman untuk sekolah anak yang usianya mungkin masih kecil, butuh bimbingan ekstra. Bagus dari pola asuhannya dan pengajarannya,” tutur Reva yang didukung pula oleh sang suami.
Rasa bosan karena terlalu lama tidak bertemu teman-temannya pun membuat Arsaka menyambut gembira kesempatan mondok di Shigor Putra. Hal serupa dilakukan ayah-bundanya untuk meyakinkan Arsaka masuk pesantren.
“Jadi dari pada di rumah terus, lebih baik di sini, bebas bermain. Dan dia bisa jadi penghafal Qur’an, bisa memahami agama,” cerita Reva.
Kini, niat kedunya punya keturunan yang hafal Qur’an semakin terang jalannya. Shigor Putra yang tahun ini menerima 49 santri baru dari kelas 1, 2, 3, dan 4 sebelumnya sudah menelurkan banyak penghafal Qur’an.
ADVERTISEMENT
Iklim pembelajaran yang kondusif untuk menghafal membuat para santri bersemangat sampai akhirnya hafal seluruh isi Al-Qur’an. Kesempatan istimewa juga terbuka untuk memperoleh sanad Al-Qur’an dari para masyayikh yang mengabdi di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an.
Reva dan Ferdi juga tak perlu khawatir dengan kesehatan sang anak. Pandemi yang makin mengganas setidaknya tak membuat mereka was-was sebab Arsaka berada di pesantren dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan lingkungan yang mendukung penerapan tersebut.