AJI Ternate Gelar Diskusi Kebebasan Pers dan Perlindungan Jurnalis

Konten Media Partner
16 Mei 2022 20:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah Jurnalis di Maluku Utara saat menggelar aksi unjuk rasa terkait aksi-aksi kekerasan terhadap pers. Foto: Faris Bobero/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah Jurnalis di Maluku Utara saat menggelar aksi unjuk rasa terkait aksi-aksi kekerasan terhadap pers. Foto: Faris Bobero/cermat
ADVERTISEMENT
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ternate menggelar kegiatan memperingati World Press Freedom Day (WPFD) atau Hari Kebebasan Pers Internasional.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang akan dilangsungkan di Sabeba Kofi pada Selasa (17/5) tersebut, berupa diskusi bertemakan "Kebebasan Pers dan Perlindungan Jurnalis".
Diskusi kali ini menghadirkan 3 narasumber, di antaranya Herman Oesman, Sosiolog Universitas Muhammadiyah Maluku Utara sekaligus Ketua Majelis Etik AJI Ternate.
Kemudian pendiri AJI Ternate, Mahmud Ichi, yang juga anggota Majelis Etik AJI Ternate, dan Galim Umabaihi, redaktur Cermat partner resmi Kumparan.
Ketua AJI Ternate, Ikram Salim, mengatakan pemilihan tema tersebut disesuaikan dengan iklim jurnalis di Malut saat ini.
Menurutnya, dalam 3 tahun terakhir, terjadi sejumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis di Malut.
3 pemateri yang dihadirkan AJI Kota Ternate dalam diskusi bertemakan Kebebasan Pers dan Perlindungan Jurnalis. Dok: AJI Ternate
"Terutama saat demo mahasiswa soal Omnibus Law dan terakhir menimpa Pers Mahasiswa dalam aksi menolak kenaikan harga BBM," ujar Ikram, Senin (16/5).
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata Ikram, semua kasus pers yang dilaporkan ke kepolisian tidak diselesaikan atau memiliki status hukum yang jelas.
Padahal, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang benar dan jelas sumbernya. "Itu menjadi tugas jurnalis," tandasnya.
Menurutnya, kasus yang tidak memiliki penyelesaian hukum yang jelas, dapat mengancam kebebasan pers. "Karena jurnalis memiliki peran kunci menjaga hak publik," ucapnya.
Sekretaris AJI Ternate, Faris Bobero, menuturkan peringatan WPFD dilakukan di hampir semua daerah oleh AJI Indonesia dan AJI kota. Perayaan WPFD kali ini memilih tema besarnya "Jurnalism Under Digital Siege".
Menurut Faris, tema ini dipilih berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bagaimana tindakan untuk memata-matai (surveilance), dan peretasan yang telah menjadikan jurnalis secara global sebagai target.
ADVERTISEMENT
"Harapannya, dalam diskusi ini juga dihadiri pihak keamanan. Selain itu, ada sosiolog Herman Oesman dan Mahmud Ici, selaku Majelis Etik AJI Ternate, mereka akan membahas kondisi kebebasan pers di Malut, bahkan bagaimana temuan advokasi AJI. Ada pulau Ghalim Umabahi, yang belum lama ini studi dan meneliti media di Malut," terang Faris.