Aksi Desak Hentikan Reklamasi di Ternate Ricuh

Konten Media Partner
18 November 2019 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi desak hentikan reklamasi di Ternate ricuh. Puluhan mahasiswa bentrok dengan sejumlah petugas Satpol-PP. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Aksi desak hentikan reklamasi di Ternate ricuh. Puluhan mahasiswa bentrok dengan sejumlah petugas Satpol-PP. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Aksi unjuk rasa yang dilakukan organisasi Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) pada Senin (18/11) di depan Kantor Wali Kota Ternate sempat ricuh.
ADVERTISEMENT
Kericuhan dimulai sekira pukul 12.50 WIT ketika salah satu mahasiswa naik ke pagar kantor Wali Kota dan berorasi. Sejumlah Satpol-PP yang menjaga jalannya aksi meminta mahasiswa tersebut agar turun.
Tak lama setelah adu mulut, mahasiswa itu ditarik turun oleh seorang petugas Satpol-PP. Massa aksi tidak terima tindakan tersebut dan terjadilah bentrok hingga saling kejar-kejaran. Massa kemudian berhamburan ke jalan raya.
Setelah berhasil dilerai oleh sejumlah polisi serta petugas Satpol-PP yang lain, aksi lalu dilanjutkan. Puluhan mahasiswa itu meminta Pemkot Ternate mencabut izin reklamasi yang berada di beberapa titik, di antaranya dari Salero hingga Dufa-Dufa, dan dari Kayu Merah sampai Kalumata.
Gamhas aksi meminta Pemkot Ternate hentikan proyek reklamasi. Foto: Rajif Duchlun/cermat
“Kajian kita pada segi ekosistem, reklamasi sangat berdampak buruk bagi biota-biota yang ada di lautan, dengan matinya terumbu karang, dan ikan-ikan kecil,” ujar Koordinator aksi, Marwan U Husen, kepada cermat di sela-sela jalannya aksi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Marwan, dampak ekonomi juga akan dirasakan masyarakat pesisir. “Dampaknya akan terasa pada nelayan yang mata pencahariannya bergantung di laut,” ujarnya.
Marwan bilang, proyek reklamasi hanya menguntungkan sebagian orang saja. Sementara itu, lanjutnya, dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh reklamasi berlangsung sangat lama.
“Sehingga ini kami juga meminta pihak DPRD Kota Ternate untuk melihat kembali dampak proyek reklamasi dan bisa segera mencabut izinnya,” tukasnya.
Setelah berorasi, massa aksi ditemui langsung Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Pemkot Ternate, Muhdar Din. Di hadapan massa, Muhdar menjelaskan kenapa mahasiswa yang berorasi di atas pagar ditarik turun. “Karena di situ (di atas pagar) bukan tempat berorasi,” katanya.
Muhdar mengatakan, akan mempertemukan mahasiswa dengan Wali Kota Ternate, Haji Burhan Abdurahman, pada kesempatan yang lain. Ia mengaku kedatangan mahasiswa bertepatan saat Wali Kota sedang tidak berada di kantor.
ADVERTISEMENT
Massa memang tidak mau melaksanakan hearing dengan perwakilan Pemerintah Kota Ternate. Mereka hanya ingin bertemu dengan Wali Kota dan menyampaikan langsung aspirasinya.
“Saya tetap siapkan kesempatan untuk ngoni (kalian) bisa baku dapa (bertemu) dengan Pak Wali. Tapi nanti torang (kami) tentukan waktu, kan begitu,” ucap Muhdar.
Setelah mendengar penjelasan, massa kemudian membubarkan diri sekira pukul 13.20 WIT dan berjanji bakal kembali melaksanakan unjuk rasa dengan tuntutan yang sama.