Amalia, Pembuat Produk dari Olahan Rempah di Ternate

Konten Media Partner
5 Oktober 2019 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lia saat berpose dengan produk olahan miliknya. Foto: Rajif Duchlun/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Lia saat berpose dengan produk olahan miliknya. Foto: Rajif Duchlun/cermat
ADVERTISEMENT
Bagi kebanyakan orang di Ternate, Maluku Utara, buah pala (Myristica fragrans) yang masih berusia muda hanya akan berakhir di pembuangan, namun di tangan Amalia Soliha Puspita Sari, biji buah pala muda dapat diolah menjadi minyak dengan potensi bisnis yang menggiurkan.
ADVERTISEMENT
Bertempat di kelurahan Ngade, Ternate Selatan, Lia –panggilan akrabnya—sudah menggeluti usaha produk olahan rempah sejak 2014. Usaha yang dibikin bersama kakaknya ini berangkat dari melihat peluang bahwa Maluku Utara, lebih khususnya Ternate, memiliki kekayaan rempah.
Biji dan fuli buah pala yang tengah dijemur di depan rumah produksi Qonita Productions. Foto: Rajif Duchlun/cermat
“Terus kita lihat di masyarakat itu kurang dimanfaatkan seperti daging buahnya,” ucap Lia, Sabtu (5/10).
Awalnya, Qonita Production, nama produk yang dimiliki olehnya itu, hanya membuat produk-produk seperti sari buah, manisan dan selai yang berbahan dasar buah Pala. Seiring berjalannya waktu, ia melihat, minyak atsiri dari pala, punya potensi bagus di pasaran.
“Selama ini kan kita mengenal pala dan cengkih itu hanya sebagai bumbu masak. Tapi ternyata minyak atsiri juga banyak gunanya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Lia bilang, minyak atsiri dari buah pala dapat menyembuhkan insomnia, pusing dan flu. Selain itu juga bisa digunakan sebagai aroma terapi dan membantu relaksasi. Minyak telon yang ada campuran buah pala, lanjut Lia, sangat cocok digunakan pada bayi.
Jika buah pala banyak diolah menjadi minyak aroma terapi, maka cengkih lebih banyak diolah menjadi minyak urut atau minyak gosok.
Beberapa produk yang dijual oleh Lia. Foto: Rajif Duchlun/cermat
Perempuan berusia 30 tahun itu mengaku memperoleh buah pala dari para petani di sekitar kelurahan Ngade. Buah pala yang masih muda ternyata memiliki kandungan minyak yang lebih banyak ketimbang yang tua, hal inilah yang menjadi nilai tambah bagi usaha miliknya. Buah pala muda kadang ikut terjatuh saat proses panen.
ADVERTISEMENT
Setelah memperoleh buah pala, proses selanjutnya adalah penghalusan hingga berukuran 20 Mesh, setelah itu pala akan disuling dengan menggunakan alat destilasi. Dari hasil penyulingan inilah digunakan sebagai campuran minyak pada produknya.
Total produk yang dijual oleh Lia ada sebanyak 15. Selain minyak, ia juga mengolah rempah hingga menjadi berbagai produk seperti misalnya balsem, manisan, hingga snack.
Lia saat ditemui cermat. Foto: Rajif Duchlun/cermat
“Soalnya, minyak atsiri yang dihasilkan itu food grade, jadi bisa untuk pangan juga,” kata dia. Saat ini produk Qonita Production dijual di berbagai toko oleh-oleh di Ternate. Ia juga memanfaatkan media sosial untuk penjualan produknya.
Konsumennya bukan hanya datang dari Ternate saja, tapi juga banyak pemesan dari luar Maluku Utara. “Yang sering pesan biasanya dari Jakarta, Jogja, Semarang, Kalimantan, dan Ambon. Biasanya kan minyak angin tidak ada campuran palanya, nah saat melihat produk kami, mereka sangat tertarik,” kata Lia. Ia mengaku pernah memproduksi minyak sebanyak 1000 botol dalam sebulan.
ADVERTISEMENT
Karena usahanya ini, Lia mengaku telah banyak mengisi berbagai acara, seperti seminar maupun festival ekonomi. Terakhir ia turut terlibat dalam festival ekonomi syariah yang diselenggarakan Bank Indonesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sekarang Lia mempekerjakan 3 orang karyawan yang semuanya masih berstatus mahasiswa. Sebelumnya, kata Lia, pekerjanya itu telah melakukan magang di tempatnya, namun ia kemudian menawarkan untuk bersama-sama membangun usaha tersebut.
Usaha yang dijalaninya itu bukan tanpa kendala. Saat ini kendala yang tengah dihadapinya adalah menyangkut sertifikasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk memperoleh sertifikasi kode MD, Lia mengaku masih kesulitan, sebab syarat yang diwajibkan tergolong sulit bagi usaha miliknya yang masih berlevel UKM.
---
Rizal Syam
ADVERTISEMENT