Cerita ABK Bertahan Hidup 4 Hari di Perairan Batang Dua, Ternate

Konten Media Partner
9 Juli 2021 17:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketiga ABK saat dievakuasi di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketiga ABK saat dievakuasi di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Maluku Utara. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ABK kapal KM Mitra Usaha harus berjuang bertahan hidup berhari-hari di atas perairan Pulau Batang Dua, Kota Ternate, setelah dihantam gelombang besar, pada Sabtu (3/7).
ADVERTISEMENT
Namun, nasib baik menimpa ketiganya. Mereka diselamatkan kapal perang KSH Sima 3508 milik Tentara Angkatan Laut Negara Jepang, dan dievakuasi Tim evakuasi Kapal KRI Tatihu-853.
Kapten kapal KM Mitra, Deki Mahmud (48 tahun), kepada wartawan menceritakan peristiwa tersebut bermula pada 1 Juli 2021 sekitar pukul 08.10 WIT.
Kapal itu memuat 320 sak kopra dari pelabuhan Pulau Gala, Halmahera Selatan, dengan tujuan kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Setelah selesai memuat kopra, kapal pun berangkat dan sempat kapal sandar di pelabuhan Panamboang Bacan pada 2 Juli 2021, karena salat Jumat. Setelah selesai salat sekitar pukul 15.20 WIT kapal kembali berangkat menuju Bitung,” cerita Deki, Jumat (9/7), di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate.
Deki bilang, kapal tiba di perairan Batang Dua pada 3 Juli 2021 sekitar pukul 11.00 WIT. Saat itulah, kapal langsung dihantam ombak sejak malam hingga sekitar pukul 03.00 WIT.
ADVERTISEMENT
“Karena terus dihantam ombak dan air laut terus masuk ke dalam kapal sehingga kapal pun sudah tidak seimbang karena air terus masuk ke dalam kapal. Tiga ABK ini terus berupaya menghidupkan tiga mesin alkon untuk memompa air yang masuk di dalam kapal namun upaya ini tidak berhasil,” katanya.
Gelombang yang besar dan terus menghantam kapal, membuat kapal tersebut akhirnya tenggelam.
“Saya bersama tiga ABK lompat ke laut sempat memakai life jacket, mengambil beberapa ketersediaan makanan dan membawa satu jerigen lima liter,” ungkapnya.
Deki bilang, mereka terombang-ambing di laut selama tiga hari, dan stok makanan pun habis. Kondisi tersebut, membuat satu ABK atas nama Aidin Ode (50) terlepas di malam hari karena sudah dalam keadaan lemas akibat tidak makan.
ADVERTISEMENT
"Pada siang hari, saya lihat satu ABK sudah tidak ada dan tinggal kami bertiga, di antaranya saya, dan dua orang teman saya, yang masih terombang-ambing di laut,” ucapnya.
Bahkan kaki Deki sempat dimakan ikan. Namun, ia cepat mengatasi dengan cara mengoleskan solar di dalam jerigen yang ia bawa, sehingga gigitan ikan tidak tercium ikan lainnya.
“Kaki saya digigit ikan, saya ambil solar dalam jerigen dan menyiram di semua tubuh bersama dua ABK yang lain agar darah gigitan ikan tadi tidak tercium oleh ikan hiu," ucapnya.
Saat sedang terombang-ambing itu, mereka sebenarnya sempat melihat ada kapal yang lewat.
Memasuki hari keempat, tepatnya Rabu (7/7), ada kapal perang KSH Sima 3508 milik Tentara Angkatan Laut Negara Jepang yang melintas dan melihat sehingga langsung dievakuasi.
ADVERTISEMENT
“Kami bertiga sangat senang karena sudah ada pertolongan, jika waktu itu kami tidak ada pertolongan kami sudah pasrah karena sudah tidak mampu lagi," pungkasnya.