Dipolisikan, Oknum Dosen di Maluku Utara Sebut Komentarnya Hanya Candaan

Ilustrasi SARA. Foto: Istimewa

Oknum dosen di Provinsi Maluku Utara yang dilaporkan ke Polres Halmahera Utara (Halut) gara-gara unggahannya akhirnya angkat bicara.

IS, oknum dosen tersebut, dilaporkan karena membuat unggahan yang dinilai memprovokasi dan berbau SARA.

Kepada cermat IS menyatakan, unggahan berita dari media daring yang diunggahnya hanya bertujuan mengimbau masyarakat untuk mengawal Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Halut.

Unggahan yang dibubuhi caption tersebut, kata dia, tidak mengarah kepada siapapun, apalagi bermaksud mengungkit isu SARA.

Dalam unggahannya, IS menuliskan caption “Silahkan rakyat kawal PSU Halut. Pihak keamanan harap netral. Halut daerah bekas konflik, jangan ada intimidasi di antara kita”.

“Postingan itu sifatnya imbauan, tidak ada SARA,” jelas dosen salah satu universitas di Kota Ternate itu melalui sambungan telepon, Kamis (15/4).

Sedangkan soal komentar yang ia tulis saat membalas komentar Gilbert Tuwonaung di unggahannya, hanyalah bernada candaan.

Saat itu IS menuliskan “Kalau mau baku bunuh kase siap senjata sudah, tong (kita, red) baku mati. Keadaan nih”.

“Karena tidak mungkin itu bisa terjadi. Dalam politik itu, akal punya akal, istilahnya begitu. Nadanya tidak serius. Kalau politisi itu kan tidak mungkin memprovokasi manusia untuk saling membunuh,” ucapnya.

Disentil soal adanya laporan polisi terkait unggahannya tersebut, IS menaku siap memberikan klarifikasi jika dipanggil polisi.

“Saya akan datang untuk memberi klarifikasi, bahwa yang dilaporkan itu apa. Kan yang saya bagikan ini berita,” ujarnya.

IS bilang, dirinya mengharapkan PSU Pilkada Halmahera Utara bakal berlangsung tanpa intervensi dari pihak mana pun.

“Biarlah masyarakat yang memilih si A, maupun si B,” tandasnya. (Samsul Hi Laijou)