Diresmikan Jokowi, Pelabuhan Galela Belum Beroperasi

Konten Media Partner
28 Maret 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara yang diresmikan Jokowi pada 2016. Terlihat, minim aktivitas bongkar muat. (Foto: Firjal Usdek)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara yang diresmikan Jokowi pada 2016. Terlihat, minim aktivitas bongkar muat. (Foto: Firjal Usdek)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masuk dalam jalur tol laut, Pelabuhan Galela, Halmahera Utara, Maluku Utara belum beroperasi usai diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada April 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Kala peresmian dilakukan tiga tahun lalu, pelabuhan Galela bersama tiga pelabuhan lainnya di Maluku dan Maluku Utara dicanangkan untuk mendukung program tol laut di Indonesia bagian Timur.
Dalam pantauan cermat, Selasa (26/3), sore itu, pelabuhan yang dibangun bersebelahan dengan bekas pelabuhan perusahan pisang Galela tersebut sepi dari aktivitas bongkar muat. Pintu dermaga terbuka lebar tanpa pejagaan sehingga siapa saja bisa masuk dengan mudah ke dalam pelabuhan.
“Tara (tidak), pernah ada kapal sandar di sini. Yang sandar hanya kapal aspal. Tapi itu juga jarang. Kalau tidak salah terakhir bulan lalu,” kata Alfan, warga Galela kepada cermat, Selasa (26/3), di Galela.
Mengutip http://www.dephub.go.id, Pelabuhan lokal yang dirancang untuk melayani kapal tujuan Loloda Kepulauan dan Loloda Utara. Keberadaan pelabuhan Galela adalah untuk men-support pelabuhan Tobelo.
ADVERTISEMENT
Pelabuhan pengumpan lokal ini dibangun dengan total anggaran Rp 35,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dermaga sepanjang 80 meter, lapangan penumpukan dan terminal penumpang seluas 150 meter per segi, serta dermaga dengan kedalaman 5 meter untuk dapat mengakomodasi kapal dengan ukuran maksimal 1000 DWT.
“Di sana (pelabuhan galela), masih ada kegiataan pengangkutan aspal. Kalau mau alihkan ke kegiatan yang lain tergantung kapal mau masuk atau tidak. Tara (tidak) bisa dipaksa,” kata Kepala Syahbandar Pelabuhan Tobelo, Rushan Muhammad.
Belum beroperasinya pelabuhan Galela sesuai fungsi, kata Rushan, salah satunya terkendala belum ada tindaklanjut dari pemerintah daerah atas pengembangan aktivitas pelabuhan.
“Jadi kalau pelabuhan itu difungsikan, pemerintah daerah harus siapkan moda transportasi untuk mendukung aktivitas pelabuhan,” katanya
ADVERTISEMENT
Menurut Rushan, pelabuhan lokal itu tidak hanya dibangun untuk aktivtas penumpang tetapi juga untuk kargo dan peti kemas. “Siapa saja mau pake dermaga tidak menjadi masalah, tapi kalau untuk aktivitas pengangkutan penumpang itu harus dibijaki oleh pemda,” ucapnya.
Pengembangan pelabuhan Galela, lanjut Rushan, akan menjadi tidak produktif jika tidak diiukti dengan dukungan moda tranportasi yang terjangkau dan memadai. “Kalau dialihkan dari Tobelo ke Gelela nanti masyarakat yang repot. Takutnya malah menjadi tidak produktif,” katanya
Kondisi Pelabuhan Galela, di Halmahera Utara, Maluku Utara. (Foto: Firjal Usdek/cermat)
Rushan mengatakan, kesulitan utama pengembangan pelabuhan termasuk di Galela adalah capain Berth Occupancy Ratio (Bor) atau tingkat penggunaan dermaga yang harus mencapai 60 persen. Presentase itu juga sulit dicapai oleh pelabuhan Tobelo yang sementara aktif beroperasi
ADVERTISEMENT
“Bor di pelabuhan Tobelo saja masih di bawah 40 persen. Apalagi yang di Galela, pasti sangat kecil, karena jarang digunakan. Artinya, ini sulit dikembangkan,” katanya.
---