DLH Akui Sampah Plastik di Ternate pada Level Bahaya

Konten Media Partner
26 November 2019 19:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah di pesisir Ternate. Foto: Ipang Mahardika
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di pesisir Ternate. Foto: Ipang Mahardika
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ternate, Yus Karim, kepada cermat mengakui persoalan sampah plastik di Ternate cukup membahayakan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pernyataan tersebut disampaikan Ketua Program Studi Ilmu Kelautan (IK) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun (Unkhair), Dr Halikuddin Umasangaji, Senin (25/11).
“Saya mendukung (pernyataan) itu, kalau beliau (Halikuddin) punya pernyataan sampah plastik di Ternate cukup membahayakan, itu betul, saya mengiyakan karena memang saya sendiri juga telusuri itu, dan saya punya estimasi yang sama,” ujar Yus, Selasa (26/11).
Yus bilang, soal sampah plastik ini bukan hanya di Ternate saja. Beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah secara serius menanganinya dengan membuat Perda pembatasan penggunaan plastik.
“Saat ini torang (kami) masih godok aturan mengenai pembatasan sampah plastik. Ternate memang belum punya Perda tentang itu dan mesti secepat mungkin harus ada,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, saat ini masih banyak kegiatan-kegiatan pemerintahan maupun swasta masih terbiasa menggunakan plastik. Seperti penyajian air mineral yang masih bergantung pada botol maupun gelas plastik.
“Karena dengan adanya itu torang mau hemat, mau praktis, sehingga torang susah melepaskan penggunaan plastik. Tapi di kantor DLH kami sudah tidak lagi pakai botol plastik,” ucapnya.
Dampak dari plastik, kata Yus, sangat mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. Apalagi, sampah plastik yang dibuang ke laut, itu dapat berdampak pada ikan-ikan.
“Sampah plastik yang kita buang ke laut biasanya ada sisa-sisa makanan yang menempel, bisa jadi ikan mengonsumsinya, dan kalau nanti kita mengonsumsi ikan itu, maka itu berbahaya, karena sudah ada mikroplastiknya,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, dalam plastik terdapat senyawa kimia yang bisa memicu penyakit kanker bagi manusia. “Itu bukan saya bilang, sejumlah penelitian memang menyebutkan begitu,” tukasnya.
DLH Ternate sendiri mencatat, dalam sehari Ternate bisa menghasilkan sekira 60-70 ton sampah. Itu pun belum termasuk sampah baru maupun sampah yang belum terangkut dan biasanya dibuang melalui kali mati.
“Kalau taruhlah sekitar dari 100 persen, sampah yang diangkut itu 60-70 persen, 20 persen itu sampah plastik,” katanya.
Sampah plastik yang terangkut itu, tambah Yus, banyak didominasi botol, kantong, hingga gelas plastik. Untuk penanganannya, DLH Ternate memiliki sekitar 31 armada besar hingga kecil pengangkut sampah.
Itu belum termasuk delapan armada tambahan yang akan tiba pada Desember 2019 mendatang. Ada juga tujuh Bank Sampah dibawah bimbingan DLH Ternate.
ADVERTISEMENT
“Bank Sampah itu tersebar di sejumlah titik serta kelurahan, di antaranya di Kalumpang, Jati, Kalumata, Ngade, Tubo, Sangaji, dan Pasar Gamalama,” tutupnya.