Gojek Klaim Mayoritas Mitra Gofood di Ternate Adalah UMKM

Konten Media Partner
5 Desember 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru perusahaan Gojek terpampang di atribut helm dan jaket mitra pengemudi Go-Ride. Foto: Dok. Gojek
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru perusahaan Gojek terpampang di atribut helm dan jaket mitra pengemudi Go-Ride. Foto: Dok. Gojek
ADVERTISEMENT
Kehadiran Gojek di Ternate sudah mulai tampak. Jalanan Ternate kian dihiasi pengemudi dari perusahaan teknologi yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini. Salah satu fitur yang mulai diminati adalah jasa pengiriman makanan atau Gofood.
ADVERTISEMENT
Head of Regional Corporate Affairs East Indonesia Gojek, Mulawarman saat dihubungi, cermat Kamis (5/12) mengatakan, pihaknya memfokuskan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai mitra gofood. Ia bahkan mengklaim dari total jumlah mitra tersebut 90 persen adalah UMKM.
“Fokus kita memang UMKM. Sekitar 90 persen mitra kita adalah UMKM. Mereka kita kasih delivery service-nya lewat gojek. Jadi pangsa pasarnya lebih luas. Daripada hanya orang datang beli, tapi lewat online juga bisa,” katanya.
Namun ia enggan menyebutkan jumlah pasti berapa mitra gofood yang sudah terdaftar di Ternate. “Di bawah 1000. Kalau driver sampai saat ini di bawah 500,” tambahnya,
Mulawarman bilang, tujuan kemitraan ini agar para UMKM bisa lebih berkembang tidak hanya pada saat offline, tapi juga online. Dengan cara memberikan edukasi tentang pemasaran yang tepat.
ADVERTISEMENT
“Ini untuk menghadapi tantangan industri 4.0 dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM kita,” ucapnya.
Menurut dia, pihak gojek tak memasang target terkait dengan jumlah mitra gofood. Jika ada UMKM yang hendak mendaftarkan usahanya ke gofood, maka bisa dilakukan dengan aplikasi bernama Gobiz. Di sana, lanjut dia, para pengusaha dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih baik.
“Contohnya, mereka punya aplikasi sendiri. Mereka bisa ngatur buka tutupnya warung lewat aplikasi. Mereka bisa menentukan update menu sendiri. Mereka juga bisa mandiri dalam melakukan promo,” jelasnya.
Gobiz, kata dia, menjawab tantangan untuk UMKM yang berada di tempat yang tidak strategis, sehingga dapat berjualan di rumah. “Karena yang jualan pakai gobiz 95% dari online. Bukan dari offline. Ini membantu UMKM kecil yang enggak punya tempat untuk bisa naik kelas,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Namun, kehadiran gojek di Ternate bukan tanpa kendala. Persoalan yang sering ditemukan, kata Mulawarman, adalah terkait dengan penggunaan gopay atau uang digital.
Menurutnya, tak hanya di Ternate, tapi juga di wilayah Indonesia Timur, uang digital masih belum mendapatkan kepercayaan di hati masyarakat. Hal ini berkaitan dengan unsur keamanan. Terlebih informasi serta edukasi tentang uang digital masih belum terlalu masif.
Selain itu, ia menambahkan, kendala lain yang kerap ditemui adalah stigma masyarakat yang menganggap berjualan secara online sebagai sesuatu yang rumit. Untuk hal ini, ia mengaku pihaknya akan melakukan pelatihan tentang penjualan online kepada para mitra.
Secara keseluruhan, kehadiran gojek di Ternate menunjukkan perkembangan positif. “Bersyukur sejak masuk tahun 2019 ini, pelan-pelan kita ada perkembangan yang cukup baik. Kehadiran gojek bukan menggantikan, tapi mendukung yang sudah ada,” tandasnya.
ADVERTISEMENT