Jumlah Penderita HIV AIDS di Ternate Meningkat

Konten Media Partner
16 Mei 2019 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Pengelola Program Inveksi Menular Seksual (IMS) HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kota Ternate, Maluku Utara, Hermawanti mengatakan, dari 77 kelurahan di Kota Ternate, terdapat sekitar 40 persen kelurahan yang teridentifikasi HIV.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang terlapor sejak 2017 hingga Desember 2018, terdapat 72 kasus pada ibu rumah tangga (IRT). "Jumlah ini meningkat setiap tahun dan kebanyakan berasal dari kelompok IRT," tuturnya.
Dijelaskan Hermawanti, biasanya virus tersebut tertular dari suaminya, atau dari perilaku hubungan masa lalu sebelum menikah. "Karena faktornya itu dari heteroseks, atau berganti-ganti pasangan. Segmen kasus ini memang berisiko pada siapa saja," jelasnya.
Terkait dugaan prostitusi di Bastiong, dikatakan Hermawanti, praktek seperti itu disebut hotspot atau lokasi yang diduga terjadinya transaksi seks. "Atau tempat berkumpulnya populasi kunci," katanya.
Populasi kunci yang dimaksud, bisa dari pekerja seks, baik itu laki-laki maupun perempuan dan bisa juga waria atau transgender. "Jadi hotspot adalah tempat yang diduga berkumpulnya populasi kunci," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Di Kelurahan Bastiong Talangame sendiri, masuk dalam hotspot Dinkes Ternate. Sehingga, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan 1 kali dalam 3 bulan atau 1 tahun 2 kali. "Hasilnya ada. Tapi secara spesifik terkait tempat kami tidak punya data," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan upaya yang bersifat intervensi, terkait program penanggulangan HIV/AIDS di Kota Ternate. Salah satunya adalah perluas akses layanan. "Ini penting agar masyarakat mudah melakukan tes," katanya.
Dari 11 Puskesmas di Kota Ternate, termasuk Puskesmas luar seperti Moti, Hiri, dan Mayau Batang Dua, sudah dapat melakukan tes HIV. "Termasuk beberapa rumah sakit di Ternate," katanya.
Kemudian pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Dalam program ini, setiap IRT yang berkunjung ke Puskesmas, wajib discreening tes HIV. "Ada juga program kolaborasi TB (Tuberkulosis). Jadi setiap penderita TB yang positif harus discreening HIV juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata dia, Dinkes telah menjalin kerjasama dengan penderita HIV yang disebut kader. Jumlah mereka 34 orang dan tersebar di 25 kelurahan. "Mereka kami libatkan untuk sosialisasi dan penyuluhan," katanya.
Namun untuk menjalankan semua program ini dibutuhkan kerja ekstra. Sebab yang menjadi kendala, sebagian masyarakat takut dengan hasil pemeriksaan.
"Mereka takut hasilnya positif. Jadi kami berharap dengan sosialisasi ini, mereka bisa tergerak sendiri untuk menjalani tes," tuturnya.
Ke depan, lanjut dia, Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan Kota Ternate akan membuat sebuah program yang menyasar siswa SMP. "Sementara dalam pembahasan," katanya.
Selain itu, Dinkes akan menggandeng Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Ternate. Karena biasanya, setiap pasangan calon pengantin yang hendak menikah, akan mengikuti tahapan tes.
ADVERTISEMENT
"Salah satunya tes HIV. Jadi sebelum melangkah ke pelaminan, mereka akan ditawarkan. Tidak dipaksa. Kalau dipaksa, takutnya tidak jadi nikah kalau hasilnya positif," tuturnya.
Beberapa waktu lalu, cermat mendapat kesempatan berbincang dengan salah seorang perempuan di Kelurahan Bastiong Talangame, yang diduga bekerja sebagai pemuas birahi pria hidung belang.
Bella (bukan nama sebenarnya), yang ditemui cermat dini hari itu, mengungkapkan bahwa di lokasi ia mangkal, sudah ada beberapa yang diduga terjangkit penyakit menular seperti HIV/AIDS.
---
Olis