Kemah Literasi di Ternate: Belajar Menulis Kejayaan Rempah-rempah Maluku Utara

Konten Media Partner
20 September 2021 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemah Literasi ini menghadirkan dua narasumber, yakni Faris Bobero dan Rajif Duchlun. Foto: Gustam Jambu/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Kemah Literasi ini menghadirkan dua narasumber, yakni Faris Bobero dan Rajif Duchlun. Foto: Gustam Jambu/cermat
ADVERTISEMENT
Sekitar 30 orang muda di Kota Ternate, Maluku Utara, pada Sabtu (18/9) terlihat sangat antusiasme mengikuti Kemah Lokakarya Literasi Rempah.
ADVERTISEMENT
Kemah Literasi yang dilaksanakan di Wisata Pulo Tareba ini merupakan bagian dari prevent Bumi Rempah tahun 2021.
Lokasi pelatihan yang digelar tepat di sisi Danau Tolire Besar itu menghadirkan dua narasumber, yakni Faris Bobero dan Rajif Duchlun. Keduanya merupakan jurnalis dan perintis media komunitas jalamalut.com.
Faris yang juga penulis buku Orang Halmahera ini dalam kesempatan itu berbagi pengalamannya mengenai catatan perjalanan. Sementara Rajif memaparkan terkait teknik menulis feature.
Faris juga mengarahkan peserta untuk membuat tulisan dari yang mereka lihat di sekitar lokasi kegiatan, seperti suasana alam hingga sejarahnya.
Foto bersama usai Kemah Literasi Rempah di Wisata Pulo Tareba, Kota Ternate. Foto: Supriyadi
"Menulis catatan perjalanan itu kekuatannya ada pada narasi-deskripsi, bagaimana penulis mampu mengaktifkan alat indra mereka untuk menuliskan yang mereka lihat, dengar, dan rasakan," ucap Faris.
ADVERTISEMENT
Sementara Rajif menjelaskan langkah-langkah yang harus dibuat oleh peserta untuk menyusun sebuah karya feature.
“Narasi tentu jadi keharusan bagi siapa saja untuk mengasah kemampuan menulisnya. Apalagi Ternate atau Maluku Utara sebagai salah satu pusat rempah-rempah, sehingga sangat penting untuk dicatat dalam karya anak muda,” ujar Rajif.
Ia bilang, menghidupkan narasi rempah di Ternate harus diperkuat melalui kemampuan menulis yang mumpuni.
"Menulis feature sangat penting untuk membekali kita dalam menarasikan rempah. Poin penting dalam penulisan ini adalah memiliki ciri khas tersendiri," papar penulis novel Hujan di Tagalaya itu.
Foto bersama sebagian peserta usai Kemah Literasi Rempah di Wisata Pulo Tareba, Kota Ternate. Foto: Ipang Mahardika
Koordinator event Bumi Rempah Ternate, Zandry Aldrin, kepada cermat mengatakan bahwa prevent Bumi Rempah juga akan dilaksanakan di tahun mendatang.
“Bumi rempah diproyeksikan jadi kegiatan selama empat tahun. Artinya setiap tahun Dirjen Kebudayaan komitmen bikin event jalur rempah ini sampai tahun 2024,” ucap Zandry, Minggu (19/9).
ADVERTISEMENT
Ia bilang, peserta dari 11 kegiatan Bumi Rempah Ternate ini melibatkan berbagai kalangan, yaitu dari perwakilan komunitas, pelaku usaha, akademisi, pemerintah hingga media massa.
Rajif Duchlun, saat berbagi pengalaman menulis kepada peserta Kemah Literasi. Foto: Ipang Mahardika
“Karena semangat bumi rempah ini semangat kolektif, untuk pelaksanaannya langsung dikerjakan komunitas-komunitas yang memang punya spesifik dengan kegiatannya,” ujar Zandry.
Bagi Zandry, membicarakan rempah bukan hanya menonjolkan aspek perdagangan, tetapi juga peradaban, kebudayaan, serta tradisi masyarakat tempatan.
“Harapan dari torang (kami) event ini bisa jadi narasi yang menguatkan posisi Ternate sebagai titik nol jalur rempah, sekaligus mengangkat potensi rempah lokal di Ternate bisa berdaulat di negeri sendiri,” tambahnya.
Foto bersama dengan sebagian peserta usai kegiatan Kemah Literasi. Foto: Ipang Mahardika
Di Ternate, kata Zandry, ada 11 event dalam rangkaian kegiatan Bumi Rempah yang dilaksanakan di berbagai lokasi. Setiap peserta pada masing-masing event itu dibatasi dengan jumlah 30 peserta.
ADVERTISEMENT
“Ini yang ingin dikuatkan lewat rangkaian workshop dan film yang diangkat oleh komunitas-komunitas di Ternate yang terlibat dalam bumi rempah,” pungkasnya.
Selain itu, Kemah Lokakarya Literasi Rempah juga diikuti perwakilan Laskar Rempah asal Maluku Utara. Mereka diharapkan dapat menuliskan catatan perjalanannya saat menyusuri daerah-daerah yang menjadi pusat rempah di Indonesia.
"Kami berharap pelatihan ini jadi bekal supaya kami bisa menuliskan catatan perjalanan kami ketika ikut kegiatan Muhiba Rempah nanti," ujar Rivaldi A Gani, perwakilan Maluku Utara dalam event Muhibah Bumi Rempah Nasional 2021. (Ian)