Kepulauan Sula Borong Juara dalam Festival Tunas Bahasa Ibu di Malut

Konten Media Partner
17 November 2022 8:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta peraih juara saat foto bersama dengan Kepala Kantor Bahasa Malut dan Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa. Foto: Ghalim/cermat
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta peraih juara saat foto bersama dengan Kepala Kantor Bahasa Malut dan Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa. Foto: Ghalim/cermat
ADVERTISEMENT
Siswa-siswi tingkat SD dan SMP dari Kabupaten Kepulauan Sula memborong juara lima mata lomba dalam Festival Tunas Bahasa Ibu yang digelar oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Dalam lomba yang berlangsung di Hotel Sahid Bela, Ternate itu, peserta dari Kepulauan Sula, Alfajri Syarif meraih juara I tembang tradisi, Rian Tidore juara I komedi tunggal, dan Nursafitri Upara juara I lomba mendongeng.
Bahkan, suara II dan III lomba mendongeng juga diraih oleh peserta dari Kepulauan Sula, yakni masing-masing atas nama Ibnatun Qonita Efendi dan Marsel Lakery.
Lomba yang lain seperti baca puisi, peserta dari Sula raih juara II dan III, juara II menulis cerpen, termasuk juara II komedi tunggal.
Sementara, dari Halmahera Utara, peserta atas nama Kintan Timbang Nusa, meraih juara I lomba pidato dan Agnes Meneereni juara I menulis cerpen.
Kemudian, juara I baca puisi dimenangkan oleh peserta dari Kota Ternate atas nama Syakila A. Nudira Sofjan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, peserta dari Halmahera Selatan, hanya meraih juara III menulis cerpen.
Totalnya, dari enam lomba yang diselenggarakan tersebut, Kepulauan Sula membawa pulang sembilan juara, Halmahera Utara empat juara, termasuk Kota Ternate, juga empat juara.
Pengumuman enam mata lomba ini disampaikan saat acara penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Maluku Utara, Rabu (16/11).
Kepala Kantor Bahasa Maluku Utara, Dr. Arie Andrasyah, mengaku dalam lomba yang digelar selama tiga hari itu, para peserta tampak menguasai bahasa daerah masing-masing. Terutama bahasa Ternate, Tobelo, Sula, dan Makean Timur, yang menjadi sasaran revitalisasi.
“Saya berharap, setelah kegiatan ini, bahasa daerah tetap dilestarikan oleh para peserta, terutama saling mengajak teman untuk menggunakan bahasa daerah, baik di lingkungan keluarga maupun sosial,” katanya.
ADVERTISEMENT