Kisah Ake Santosa, Sumber Air Dekat Kerajaan Ternate

Konten Media Partner
20 Maret 2019 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak terlihat asik mandi dan bermain di Ake Santosa. Sumber air dekat Kadaton Ternate. (Foto: Rizal Syam/cermat)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak terlihat asik mandi dan bermain di Ake Santosa. Sumber air dekat Kadaton Ternate. (Foto: Rizal Syam/cermat)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belasan bocah lelaki sedang asik bermain bola di pelataran bawah kedaton sultan Ternate. Sepakan seorang bocah nampaknya terlalu kencang sehingga bola mengarah ke sisi kiri-meluncur masuk ke dalam kolam.
ADVERTISEMENT
Tanpa aba-aba bocah tersebut langsung berlari sembari membuka bajunya, Ia menceburkan diri di kolam yang airnya berwarna kehijauan.
Torang (kami) biasa batobo (mandi) di sini, om,” ucap Rifal. Tubuhnya basah kuyup. “Tapi kalau ada orang kadaton torang dapa (dapat) marah,” tambahnya.
Sore itu nampak tak ada penjaga kadaton, sehingga mereka, bocah-bocah bebas bermain air di situ.
Salah satu anak saat meloncat di kolam Ake Santosa sambil bermain bola. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Ake Santosa sebenarnya bukanlah kolam sebagaimana umumnya. Kolam yang berlokasi tepat di bawah tebing sebelah kiri kadaton Kesultanan Ternate, Maluku Utara ini menyimpan kisah yang melekat dalam ingatan masyarakat Ternate.
Dalam bahasa lokal, Ake berarti air, sementara santosa berarti sentausa atau sejahtera. Jadi, Ake Santosa adalah sumber air yang memberikan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Ada legenda yang menyertai perjalanan Ake Santosa. Dahulu kala seorang Arab menginjakkan kaki di pulau Ternate, Jafar Sadek namanya. Ia kemudian membuat hunian di sebuah bukit, di mana dekat bukit tersebut terdapat sebuah mata air, yakni Ake Santosa. Di kolam itulah kemudian Jafar Sadek melihat tujuh bidadari dari kahyangan yang sedang mandi.
Para bocah laki-laki terlihat asik salto ke dalam kolam Ake Santosa. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Selesai mandi, ketujuh bidadari tersebut lantas bergegas kembali ke kahyangan, namun satu di antara mereka, yakni Nur Sifa, ternyata kehilangan sayapnya, yang kemudian membuatnya tak bisa kembali ke langit.
Singkat cerita, Nur Sifa kemudian menikah dengan Jafar Sadek. Namun seiring waktu, tatkala Nur Sifa sedang memandikan anaknya, ia melihat pantulan sayapnya di air, ternyata Jafar Sadeklah yang menyembunyikan sayap tersebut. Nur Sifa kemudian kembali ke kahyangan, kemudian disusul oleh Jafar Sadek.
Salah satu anak perempuan saat meloncat ke dalam kolam Ake Santosa. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Tampak familiar dengan kisah tersebut? Ya, memang legenda Jafar Sadek dan Nur Sifa ini punya kemiripan dengan legenda Jaka Tarup.
ADVERTISEMENT
Tapi itu legenda. Busranto Latif Doa, seorang penulis sejarah dalam artikelnya yang berjudul Sejarah Ake Santosa di Ternate menjelaskan riwayat mata air tersebut.
Menurut Busranto, Ake Santosa dibangun berdasarkan perjanjian yang dilakukan oleh Sultan Mandarsyah dengan Raja Bone Kaicil Tali Somba. Pandangan tersebut berdasarkan sumber yang ditulis oleh Naidah, salah seorang pejabat di kesultanan yang banyak menulis perjalanan sejarah Ternate.
Tempat mengambil air Santosa yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. (Foto: Rizal Syam/cermat)
Kala itu dikatakan Sultan Mandarsyah (1648-1650 dan 1655-1672)-- memerintahkan Kapita Laut Ali untuk menyerbu Goa. Sepulangnya, Kapita Laut Ali membawa serta orang-orang Makassar yang lantas dihadapkan kepada Sultan. Kemudian raja Bone Kaicil Tali Somba menemui Mandarsyah guna meminta persahabatan. Sultan menyetujui. Ia kemudian memerintahkan orang-orang untuk menggali air Gandarusa yang kemudian diberi nama “Ake Santosa”.
Sampah yang menumpuk di sela-sela kolam Ake Santosa. (Foto: Rizal Syam/cermat)
“Jika air santosa ada angin, ombak dan arus gelombang, barulah Ternate dan Bone boleh berperang, serta janji dan sumpah yang agung ini di belakang hari tidak boleh berperang hingga hari ini.” Tulis Busranto dalam artikel tersebut yang mengutip dokumen Naidah.
ADVERTISEMENT
“Maka dapat disimpulkan bahwa “Air Santosa” yang berlokasi di depan kedaton sultan Ternate baru dibuat dan atau digali adalah terjadi pada pertengahan abad ke-17 (tahun 1600-an),” Tulis Busranto.
Sebagian masyarakat percaya bahwa air santosa punya manfaat tertentu. Putri (25), seorang warga yang tinggal tepat di sebelah utara Ake Santosa mengungkapkan bahwa seringkali orang-orang datang untuk mengambil air di situ. Ada sebuah ruang di sebelah barat Ake Santosa yang menjadi lokasi warga mengambil air tersebut.
“Katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Saya juga sering ambil untuk basuhi wajah anak saya,” Kata Putri saat ditemui cermat pada hari Rabu (20/3). Putri bilang, malam Jumat adalah waktu di mana orang-orang datang untuk mengambil air santosa. “Kadang mereka datang dengan jerigen,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kolam yang bersejarah itu kini tak lagi jernih. Bocah-bocah mandi bersama dengan sampah yang mengambang. Di salah-satu sudutnya bahkan tertumpuk sampah plastik.
---