KMP Pulau Sagori Dilaporkan ke Kementerian Perhubungan

Konten Media Partner
9 Agustus 2019 22:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekertaris Daerah Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe,  saat di wawancarai pada Jumat (9/8) di Kantor Bupati. Foto: Safri Noh.
zoom-in-whitePerbesar
Sekertaris Daerah Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe, saat di wawancarai pada Jumat (9/8) di Kantor Bupati. Foto: Safri Noh.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Halmahera Selatan menilai, pengurus Feri KMP Pulau Sagori telah menghambat pendistribusian logistik untuk korban gempa. Akibatnya, pihak pemerintah akan melapor ke Kementerian Perhubungan terkait kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut terjadi saat Tim Badan Badan Nasional Pencarian dan pertolongan (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan membawa logistik bantuan korban gempa mengunakan truk, yang rencananya diangkut oleh KMP Paulau Sagori, pada Rabu (7/8) dari pelabuhan Saketa, Gane Barat, menuju Pelabuhan Babang, Bacan.
Sekertaris Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe mengatakan, pemerintah daerah saat ini, telah menyiapkan langkah-langkah tegas untuk menyikapi pengurus Feri KMP Pulau Sagori, yang dinilai telah menghalang-halangi proses pendistribusian logistik untuk korban gempa.
“Saat ini, kami menyiapkan surat-surat untuk disampaikan ke Kementrian Perhubungan, atas persoalan yang dilakukan pihak Kapal Feri KMP. Pulau Sagori,” tegas Helmi, Jumat (9/8).
Helmi bilang, seharusnya, pihak KMP Sagori memprioritaskan muatan korban gempa saat itu. Sebab, saat ini, masih dalam masa transisi darurat bencana gempabumi di Kabupaten Halmahera Selatan.
ADVERTISEMENT
Bahkan, logistik yang dibawa menggunakan mobil truk milik Basarnas Halmahera Selatan, akan didistribusikan ke lokasi dampak gempa di wilayah Gane pada Senin (12/8), bersama dengan logistik yang sudah terkumpul di Labuha.
“Kami sangat kecewa, karna kondisi seperti ini, bukannya pihak kapal mengutamakan kendaraan yang bermuatan logistik korban bencana, malah mengutamakan kendaraan reguler,” kata Helmi, yang juga Ketua Pos Komando Penanganan Tanggap Darurat.
Sementara itu, Harsi, Supervisi ASDP Perwakilan Halmahera Selatan menganggap, masalah tersebut terjadi, karna kurangnya komunikasi antara pihak kapal KMP. Pulau Sagori dengan tim BPBD dan Basarnas, pada saat berangkat dari Babang-Saketa, sebelum balik dari Saketa-Babang.
“Kami sudah menduga, masalah ini akan terjadi,” kata Harsi
Harsi menjelaskan, bahwa kapal Feri KMP. Pulau Sagori, hanya melayani rute Babang, Obi, dan Sanana, bukan Babang-Saketa. Rute Babang Saketa itu, dilayari Feri KMP Lompa, yang saat ini sedang melakukan doking, sehingga pelayanan sebelumnya, empat kali dalam seminggu tidak dapat terlayani.
ADVERTISEMENT
Akibat kondisi tersebut, pihak ASDP Perwakilan Halmahera Selatan, mengambil insiatif untuk mengisi kekosongan rute Babang-Saketa, meskipun sekali dalam satu minggu, dengan menggunakan kapal Feri KMP Sagori.
Akhirnya, penumpukan kendaraan pun terjadi di pelabuhan Feri Babang maupun di Saketa. “Harusnya pemerintah daerah berpikir, bagaimana cara menyampaikan kepada Kementrian Perhubungan, agar menyediakan kapal cadangan, jika sewaktu-waktu ada kapal yang melakukan doking, sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan yang mangakibatkan masalah seperti ini terjadi,” jelas Hasri
Safri Noh