Kota Ternate Butuh Peran Arsitektur

Konten Media Partner
14 Maret 2019 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Walikota Ternate Abdullah Taher (tengah) saat berfoto bersama para arsitektur di Benteng Oranje dalam gelaran Raker IAI. Foto: Rizal Syam.
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Walikota Ternate Abdullah Taher (tengah) saat berfoto bersama para arsitektur di Benteng Oranje dalam gelaran Raker IAI. Foto: Rizal Syam.
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat, tahun ini Rapat Kerja Nasional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) diselenggarakan di Kota Ternate. Rabu malam (13/3), tepatnya di kawasan Benteng Oranje, hadir perwakilan arsitek dari seluruh Provinsi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Ternate sebagai lokasi Rakernas tahun ini bukan tanpa alasan. Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara mengatakan, Ternate adalah kota yang mempesona namun tak banyak diinformasikan.
“Semua potensi daerah ini perlu dirasakan. Di sisi lain, kawan-kawan di sini membutuhkan kami dari seluruh Indonesia untuk mendukung sekaligus membantu mendorong pemerintah daerah terkait profesi arsitek,”kata Ahmad Djuhara.
Wakil Walikota Ternate Abdullah Taher mengapresasi kehadiran para arsitek dari seluruh Indonesia ini. Menurutnya, ini jarang terjadi di Ternate, sehingga merupakan suatu kehormatan. Ia berharap dari Rakernas ini, kedepannya dapat memberikan rekomendasi bagi pembangunan kota Ternate.
Ichsan Teng, selaku ketua IAI Maluku Utara, dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya kesempatan sebagai tuan rumah rakernas IAI, maka Maluku Utara sebagai daerah yang berada di timur jauh dapat membuktikan diri.
ADVERTISEMENT
Ichsan menyinggung soal konsep Ternate sebagai kota kreatif yang menurutnya patut didukung oleh segenap arsitek di Maluku Utara. “kreatifkan arsitek dan kreatifkan masyarakat. Ternate tak hanya (sebuah) tempat tinggal, tapi juga harus dimaknai,”ujar Ichsan.
Kehadiran IAI di Maluku Utara ini sekaligus hendak mengampanyekan soal profesi arsitek itu sendiri. Ahmad Djuhara menegaskan dalam sambutannya bahwa arsitek bukanlah sekadar tukang gambar, dan lagipula arsitek sekarang berbeda dengan insinyur.
Ketua umum IAI itu juga berharap kepada Pemda Maluku Utara untuk dapat mengamanatkan undang-undang No 6 thn 2017 tentang arsitek.
“Saya ingin bertemu dengan Pak Gubernur untuk berdiskusi menyangkut profesi arsitek ini. Tentang bagaimana lisensi bagi arsitek. Sebab sebuah bangunan harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan dengan begitu dibangun oleh seorang arsitek yang berlincensi,”katanya.
ADVERTISEMENT
Rakernas kali ini mengusung hastag #Kami Berkeras untuk Profesi dimaksud agar setiap arsitek, khususnya di Maluku Utara, dapat lebih bekerja keras demi profesinya.
Rangkaian acara dalam rakernas ini antara lain; Jelajah Arsitektur Pusaka yang bakal dilakukan di Kadaton Kesultanan Ternate, dan juga di beberapa benteng. Selain itu, adapula agenda bertajuk “Ngopi Bareng Arsitek” atau ngobrol profesi bareng arsitek yang diselenggarakan di dalam Benteng Oranje.
Setelah meresmikan pembukaan rakernas, Wakil Walikota Ternate dan para peserta mengunjungi pameran arsitektur.
---
Rizal Syam